Riau

Bayi di Riau Meninggal Terjangkit Virus Rubella

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Bayi usia 7 hari di Kabupaten Bengkalis Riau meninggal dunia karena terjangkit virus rubella. Hasil pengecekan darah di laboratorium menyatakan bayi tersebut positif terkena virus rubella.

"Kita menerima laporan dari Dinas Kesehatan Pemkab Bengkalis adanya bayi yang meninggal karena terjangkit rubella," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Dra Mimi Yuliani Nazir, Apt MM kepada media, Rabu (3/7/2019).

Mimi menjelaskan, bayi yang meninggal tersebut pasangan dari suami istri asal Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis. Bayi tersebut lahir pada 22 Juni 2019 secara sesar.

"Melahirkan secara SC, karena hasil pemeriksaan dokter spesialis kandungan bahwa ada cairan di kepala janin," kata Mimi.

Ketika bayi itu lahir memiliki berat badan 2.600 gram, panjang badan (PB) 47 cm, lingkar kepala 33 cm. Kondisi bayi ini ada gejala muntah-muntah.

"Ketika bayi lahir secara SC, diketahui matanya kanannya katarak, ada kelainan jantung dan hidrocephalus," kata Mimi.

Pemeriksaan awal terhadap bayi tersebut, kata Mimi, dilakukan dokter spesialis anak dr Dian Patricia SpA dengan diagnosa suspek CRS.

"Setelah bayi lahir dirawat intensif di NICU terpisah dari bayi-bayi yang lainnya. Bayi ini lahir di RSUD Bengkalis," kata Mimi.

Pihak RSUD Bengkalis selanjutnya melakukan pengambilan sampel darah bayi ke laboratorium Paramita di Pekanbaru pada 25 Juni 2019.

"Pada 27 Juni 2019 hasil uji labor positif rubella," kata Mimi.

Karena positif terkena virus rubella, kata Mimi, penanganan pada bayi tersebut, dipasang ventilator. Ini karena sejak lahir mengalami kelainan jantung. Sejak itu, lanjut Mimi, pada 28 Juni keadaan umum bayi jelek. Sehari kemudian tepatnya 29 Juni pukul 07.25 WIB bayi meninggal dunia.

"Kemungkinan besar, ibu bayi terpapar virus rubella saat mengandung," kata Mimi.


Vaksin MR di Riau Tak Mencapai Target Nasional


Mimi menyebutkan, program vaksin MR (anti virus rubella) di Riau memang tidak mencapai target nasional 95 persen. Provinsi Riau dengan 12 kabupaten dan kota pencapaian vaksi MR hanya mencapai 45 persen.

"Untuk Kabupaten Bengkalis pencapaian vaksin MR hanya sekitar 56 persen. Sedangkan keseluruhan program vaksin MR di Riau hanya mencapai 45 persen jauh dari target nasional 95 persen," kata Mimi.

Dengan kondisi vaksin MR tidak mencapai target nasional, sambung Mimi, maka secara umum masyarakat terutama ibu mengandung di Riau rawan terpapar virus rubella.

"Pada tahun 2018 lalu, target vaksin MR di Riau pencapaiannya masih rendah. Kondisi ini tentunya sangat berimbas akan rawannya masyarakat terpapar virus rubella. Kalaupun di Kabupaten Bengkalis pencapaiannya lebih 50 persen, tetapi secara ke seluruh di Riau masih 45 persen pencapaian vaksin MR, itu tetap saja kondisinya rawan," kata Mimi.

Dalam program vaksin MR ini, padahal seluruh jajaran Dinas Kesehatan di Riau sudah melakukan sosialisasi akan pentingnya vaksin MR dan mengedukasi masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan. Tak hanya itu saja, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Riau juga menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau untuk bersama-sama memberikan pengertian akan pentingnya vaksin MR.

"Walau tidak mencapai target nasional, kita tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap memberikan vaksin kepada anaknya sejak usia 9 bulan hingga 15 tahun," tutup Mimi.

Sebagaimana pernah dilansir media ini, rendahnya pencapaian vaksin MR di Riau tidak lain soal isu haram terkait vaksin tersebut. Di tengah masyarakat, menimbulkan pro dan kontra soal bahan dasar vaksin yang tidak halal. Padahal MUI sudah mengingatkan bahwa sepanjang belum ada vaksin pengganti lainnya, masih diperbolehkan menggunakan vaksin MR tersebut demi kemanfaatan kesehatan.

Sejumlah program dinas kesehatan yang melakukan vaksin ke sejumlah sekolah, banyak mendapat penolakan dari orang tua murid. Alasan anaknya tidak diperbolehkan vaksin MR, tentunya masih seputar soal haram bahan dasar vaksin. Walau demikian, sebagian orang tua lainnya masih tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk memvaksin anak-anak mereka. Walau hasilnya di Riau hanya mencapai 45 persen dan jauh di bahwa target nasional 95 persen.

 


Tulis Komentar