Nasional

Ufa Wanita Kemerdekaan Bagi Anak-anak Berkebutuhan Khusus

Ufa saat mengajar murid muridnya di Yayasan Matahati yang khusus anak anak Tuna Ganda Selasa (16/8/2016)
Gilangnews.com - Seorang perempuan berjilbab ungu menyalakan laptop di depan gadis berusia 11 tahun. Dengan suara lembut, perempuan yang bernama Masfufah tersebut meminta kepada Ivo, muridnya untuk menulis kata "Indonesia" di laptopnya.
 
"Ivo coba ketik satu persatu hurufnya. Rileks tidak usah terburu buru. Bu Ufa menunggu Ivo sampai selesai," ucap perempuan kelahiran 1971 tersebut. Butuh waktu sekitar 15 menit, Ivo menulis kata "Indonesia" di layar laptop dengan tangan gemetar.
 
Setelah selesai, Ivo bertepuk tangan kegirangan. Ivo dan keenambelas rekannya adalah siswa kebutuhan khusus yang bersekolah di Yayasan Matahati.
 
Berbeda dengan sekolah pada umumnya, yayasan yang berdiri sejak tahun 2012 tersebut menerima anak-anak kebutuhan khusus, yang mengalami tuna ganda atau tuna majemuk yaitu kecacatan lebih dari satu.
 
Ia menjelaskan selama ini anak-anak yang mengalami kebutuhan khusus susah untuk mendapatkan akses pendidikan.
 
"Anak anak harus merdeka memilih sekolahnya sendiri, termasuk anak anak yang berkebutuhan khusus. Mereka bebas mau sekolah dimana saja. Namun kenyataannya banyak sekolah yang menolak mereka," ungkap Ufa.
 
Sekolah yang ia dirikan bukan untuk menyembuhkan tetapi untuk melihat kemungkinan mana yang bisa dikembangkan sehingga mereka lebih mandiri baik secara pribadi dan sosial. Selain itu, dia berharap mereka tidak mengalami diskriminasi dan mendapatkan pelayanan yang baik.
 
"Ini bukan seperti penyakit Thypus yang diberi obat kemudian sembuh. Guru harus kreatif dan setiap anak mendapatkam penanganan yang berbeda beda," ungkapnya.
 
Ia mencontohkan Ivo, ketika mengalami kesulitan menulis penggunakan pulpen, maka guru bisa menggunakan media lain seperti laptop.
 
"Jika konsep menulis hanya mendefinisikan memegang alat tulis lalu merangkai abjad maka Ivo tidak akan pernah bisa menulis sehingga guru harus pintar pintar berkreasi," tambahnya.
 
Setiap siswa di Yayasan Matahati, Ufa menjelaskan akan mengikuti program=program pembelajaran individu yang disusun antara guru dengan orangtua. Idealnya program tersebut juga di dampingi oleh dokter, psikolog, dan terapis.
 
"Di sini masih belum dilengkapi semoga segera ya," katanya sambil tersenyum.
 
Rekomendasi medis nantinya akan dijadikan patokan para guru untuk memberikan pelayanan kepada murid.
 
Bukan hanya memberikan pelayanan pendidikan di sekolah yang juga jadi tempat tinggalnya, Ufa dibantu dengan enam guru, juga memberikan pelayanan pendidikan di beberapa titik di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi.
 
Kunjungan itu dilakukan setiap hari Sabtu untuk menjangkau mereka yang sulit mendapatkan pelayanan. Total hampir 40 anak kebutuhan khusus yang mereka layani di luar jumlah siswa yang sekolah.
 
"Titik kunjungn kami ada Genteng, Pesanggaran, Rogojampi dan Wongsorejo. Bahkan di Pesanggaran sudah mau jadi sekolah sendiri. Ada 27 anak anak kebutuhan khusus di Pesanggaran yang menjadi murid kami," ucap Ufa.
 
Kegiatan belajar dan mengajar guru-guru Matahati ada yang menggunakan kantor balai desa, puskesmas, hingga rumah milik wali murid. Biasanya, anak-anak berkebutuhan khusus akan berkumpul di salah satu tempat dan sesuai jadwal yang disepakati.
 
"Kami tidak mematok mereka harus membayar berapa karena yang terpenting adalah mereka mendapatkan pelayanan pendidikan. Bahkan ada yang kami bebaskan," tambahnya.
 
Saat ditanya alasan mengapa ia memilih konsentrasi di pendidikan untuk anak-anak tuna ganda, Ulfa mengaku pernah mengalami masa masa berat di hidupnya.
 
"Saya survivor kanker ovarium dan sudah diangkat dua duanya pada tahun 2008. Saya ingin bermanfaat dan ingin berbagi dengan sesama. Dan mungkin ini jalannya," katanya.
 
Dari data tahun 2007, menurut Ufa ada 9.873 anak kebutuhan khusus di Banyuwangi dan jumlahnya pasti bertambah tiap tahunnya.
 
"Saya berharap ada akses rehabilitas berbasis masyarakat dan masyarakat tidak mendeskriminasikannya," ucap dia.
 
[P]
 
Sumber Kompas.com


Tulis Komentar