Dunia

Lindungi 262 Warga Kristen dari Penyerang, Ulama Ini Dapat Penghargaan AS

Abubakar Abdullahi yang mendapat penghargaan dari pemerintah AS.

GILANGNEWS.COM - Seorang ulama asal Nigeria mendapatkan penghargaan dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Ulama ini menyembunyikan 262 warga Kristen di rumahnya dan di masjid setempat saat terjadi serangan di Nigeria tahun lalu.

Seperti dilansir media, Jumat (19/7/2019), ulama bernama Abubakar Abdullahi, bersama empat pemimpin keagamaan lainnya dari Sudan, Irak, Brasil dan Siprus, dianugerahi 'International Religious Freedom Award 2019' yang merupakan penghargaan bagi pihak-pihak yang mendukung kebebasan beragama.

Abdullahi disebut sebagai sosok yang memberi perlindungan bagi ratusan warga Kristen yang melarikan diri dari serangan sekelompok warga muslim yang bekerja sebagai penggembala ternak, yang melancarkan serangan terkoordinir terhadap para petani Kristen di 10 desa di area Barkin Ladi, Plateau State, pada 23 Juni 2018.


Duta Besar untuk Kebebasan Beragama Internasional, Sam Brownback, menyebut bahwa Abdullahi menolak untuk menyerahkan ratusan warga Kristen itu saat para penyerang menanyakan keberadaan mereka pada dirinya.

"Sang imam memberi perlindungan pada tetangga-tetangganya yang Kristen, menampung 262 warga Kristen di dalam masjid dan di rumahnya... kemudian berdiri di luar pintu untuk menghadapi para penyerang, memohon kepada mereka untuk mengampuni warga Kristen yang ada di dalam, bahkan menawarkan untuk menukar nyawanya dengan mereka," ujar Brownback dalam seremoni penyerahan penghargaan di Washington, pada Rabu (17/7) waktu setempat.

"Tindakannya menunjukkan keberanian sejati, sikap tidak mementingkan diri sendiri dan cinta persaudaraan sejati," imbuhnya.

Lebih dari 80 orang tewas dalam serangan yang dilancarkan sekelompok penggembala, yang juga membakar banyak rumah di beberapa desa di Nigeria saat itu. Pertikaian antara kelompok penggembala Fulani yang kebanyakan muslim dan hidup berpindah-pindah dengan para petani yang didominasi warga Kristen, diketahui telah terjadi di Nigeria sejak tahun 2013 lalu.

Disebutkan bahwa kelompok penggembala itu kerap bersenjata api dan mendalangi berbagai aksi kekerasan di beberapa wilayah di Nigeria bagian tengah untuk mengusir para petani. Konflik antara penggembala dan petani di Nigeria ini bahkan disebut lebih mematikan dari pemberontakan militan Boko Haram.

Departemen Luar Negeri AS yang menggelar acara pemberian penghargaan ini, menyatakan Abdullahi dengan tanpa pamrih telah mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan anggota kelompok keagamaan lainnya, yang tanpa intervensinya akan dibunuh oleh para penyerang.


Tulis Komentar