Riau

Mantan Petani Sawit di Riau Sukses Ternak Ikan dan Jual Kompos

Syafrizal.

GILANGNEWS.COM - Ada yang berbeda dari kehidupan masyarakat Kota Perawang, Kabupaten Siak, Riau. Jika dahulu banyak masyarakat yang bekerja sebagai petani sawit, kini masyarakat Perawang telah terdukasi untuk mendulang pundi-pundi rupiah dari berbagai sektor lainnya. Contohnya dari budidaya ikan hingga memproduksi kompos.

Adalah Syafrizal (60) yang dahulunya petani sawit kini banting setir mendapatkan penghasilan dari budidaya ikan. Ia mengaku hidupnya pun lebih terjamin.

"Saya budidaya ikan nila, patin, dan gurame. Lahan sawit masih punya 5 hektare, tapi hasilnya lebih untung dari kolam ikan. Kalau sawit itu per bulan katakanlah Rp 5 juta, kalau dari budidaya ikan ini bisa Rp 7 juta per bulan," kata Syafrizal saat ditemui media di kediamannya di Desa Pinang Sebatang, Riau, Kamis (25/7/2019).

Apalagi dengan adanya bantuan dari anak usaha APP Sinar Mas, PT Arara Abadi melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Awalnya, Syafrizal hanya memiliki satu kolam kecil untuk budidaya ikan.

"Ada bantuan dari PT Arara Abadi tahun 2016, dibuatkan kolam, jadi total ada enam kolam luas 1 hektare. Bantuannya 20.000 ekor ikan patin dan pakannya sampai panen pertama. Sekarang sudah berjalan dua tahun, hasil ini bisa menghidupi keluarga, bayar kuliah anak," katanya.

Syafrizal merupakan anggota Kelompok Tani Pinang Indah Abadi yang dibina dalam program DMPA. Sebagai informasi, PT Arara Abadi menggelontorkan dana Rp 250 juta untuk satu desa yang termasuk program DMPA untuk dikelola oleh desa itu sendiri.

Selain Syafrizal, ada juga Alex Sapirman (50) yang mengais pundi-pundi rupiah dengan memproduksi kompos dari bantuan program DMPA. Kisahnya sukses berjualan kompos pun melalui jalan yang tak mulus. Pada 2009 lalu, ia memproduksi pupuk kompos dari tiga sapi ternaknya. Namun komposnya tak banyak yang dibeli karena masyarakat masih meragukan komposisi kompos.

"Dulu kompos banyak yang tergeletak begitu saja, nggak ada yang ambil. Saya dulu tinggal di bangunan 3x5 di tempat pembuatan kompos, sambil berjualan kopi untuk sopir truk yang sering istirahat sekitar sini," ceritanya.

Setelah ada bantuan dan pelatihan dari PT Arara Abadi, Bank Indonesia, serta Kementerian Pertanian, Alex mengatakan banyak yang mengetahui kompos dari Kelompok Tani Mutiara Indah. PT Arara Abadi pun rutin membeli kompos 100 ton dari Alex. Kompos Kelompok Tani Mutiara Indah dihargai Rp 1.130 sampai Rp 1.700 per kg tergantung biaya pengantaran.

"Sekarang per orang dari Kelompok Tani Mutiara Indah bisa dapat penghasilan bersih Rp 10 juta per bulan. Dulu belum ada penghasilan rupiah karena cuma jual beli sapi. Ya terbantu dengan bantuan dari PT Arara Abadi ini dari atap sampai mesin untuk buat kompos, saya bisa menyekolahkan anak ke Singapura dan punya toko material bangunan dari produksi kompos ini," cerita Alex.

Melalui program DMPA, PT Arara Abadi mengedukasi masyarakat di sekitar area konsesi perusahaan agar tidak lagi membuka lahan dengan cara dibakar. Masyarakat diajak untuk mengelola lahan dengan metode agroforesti seperti bercocok tanam hortikultura (sayur dan buah), tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan olahan makanan.

Sejak 2016, program DMPA di Riau telah memberikan pendampingan ke 7.000 kepala keluarga di 142 desa. Adapun desa-desa tersebut antara lain tersebar di wilayah Kabupaten Siak, Bengkalis, Rokan Hulu, Indiragiri Hilir, Dumai, dan Pekanbaru. Hingga 2019 program DMPA telah menjangkau 47 lokasi baru dan ditargetkan akan ada total 189 lokasi DMPA.


Tulis Komentar