Demo Barang Illegal

Bea Cukai Pekanbaru Dihadiahi Bangkai Tikus Busuk

GILANGNEWS.COM - Puluhan massa yang menamakan diri mereka Aliansi Masyarakat Peduli Penegakan Hukum (Ampuh) menggelar aksi unjuk rasa atau demonstrasi di depan kantor DPRD Pekanbaru. Mereka merasa kinerja Bea Cukai lemah, dengan membiarkan banyak produk luar negeri beredar, tanpa ada PAD untuk Pekanbaru.

Puluhan massa ampuh ini menggelar tiga spanduk yang bertuliskan, "bongkar jaringan mafia di tubuh bea cukai," lalu spanduk kedua bertuliskan "pak dewan, "tolong periksa kinerja Bea cukai Pekanbaru sudah banyak kerugian negara," lalu spanduk ketiga bertuliskan permintaan "transparansi bea cukai pada saat penindakan hukum,". Spanduk ini diarak disepanjang rute menuju kantor DPRD yang menjadi titik aksi demo yang juga menggunakan mobil sebagai halo-halo.

Tidak hanya itu, massa demo juga membawa salah satu contoh barang berupa barang berupa rokok ilegal " luffman " yang kini bebas dijual di Pekanbaru mesti tanpa cukai.

Dengan mendapatkan pengawalan dari Polsek Pekanbaru Kota, massa aksi menyuarakan agar mafia di tubuh bea cukai di berangus, dan wakil rakyat yang saat ini duduk di DPRD Pekanbaru tidak tutup mata. Karena aksi ini sangat merugi kan negara. Massa juga minta kepada pihak Polri, dalam hal ini Polda Riau tidak tutup mata, dan segera melakukan tindak tegas, menangkap dan mengadili para mafia di tubuh bea cukai termasuk aparat yang menjadi backup.

"Kita melihat di Pekanbaru ini marak usaha yang seperti toko-toko yang disinyalir ada barang-barang import ilegal dijual disitu tanpa cukai. Ini membuktikan pengawasan dari Bea Cukai lemah," kata koordinator aksi, Samian kepada wartawan Senin (29/7).

Dari lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Bea Cukai, disambung Samian berimplikasi kepada tidak dapatnya PAD Pekanbaru, karena barang yang masuk merupakan barang selundupan. "Tentu ini sangat merugikan, dan kami sudah lama menahan untuk aksi ini, dan hari ini kami dengan kepedulian kami terhadap Pekanbaru, maka kami lakukan ini (demo, red), " katanya lagi.

Dalam aksi ini juga, massa sempat melakukan aksi anarkis dengan berusaha untuk merobohkan pagar pintu masuk kantor dewan, dan membakar kembang api yang biasa dilihat saat pertandingan sepakbola. Masa juga sempat memacahkan botol miras, dan terakhir menghadiahkan tikus mati busuk ditujukan untuk bea cukai.

"Tikus ini kami berikan adalah bentuk kemarahan kami yang melihat Bea Cukai lemah dan tutup mata atas mudahnya barang ilegal ini masuk Pekanbaru. Dan kami melihat ada banyak tikus di bea cukai itu," ungkapnya.

Buktinya, dari data masa ampuh  menyebutkan terdapat di sejumlah tempat, seperti, pasar bawah, toko martin, toko Verona, grosiran di wilayah jalan Juanda, pergudangan yang ada di Pekanbaru dan pandau permai, gudang-gudang ekspedisi darat yang dijadikan tempat transit, lalu hotel khusus miras yang ada fasilitas tempat hiburan, klub malam dan banyak lagi pelabuhan-pelabuhan resmi maupun pelabuhan tikus tanpa pengawasan dan penindakan.

Masa Ampuh juga sempat menunjukkan salah satu rokok ilega luffman yang masuk ke pekanbaru dengan ilegal, dan membantingnya ke aspal jalan.

Massa aksi juga minta anggota dewan tidak tutup mata dengan permainan bea cukai ini. Setelah lebih kurang 60 menit melakukan aksi Massa aksi pun didatangi oleh perwakilan dewan yakni wakil ketua DPRD Pekanbaru Jhon Romi Sinaga SE di pintu masuk DPRD.

"Ini menjadi atensi kita, dan dalam waktu dekat kami akan panggil pihak bea cukai, dan mari kita sama-sama melakukan pengawasan," kata Romi menyambut langsung massa aksi demo itu.

Dia mengatakan apapun yang menjadi aspirasi massa yang dituangkan dalam lembaran kertas dijilid diterimanya. Dan tentunya menjadi atensi untuk ditindaklanjuti. " Tentu apa yang menjadi persoalan dari masyarakat menjadi tugas kami di DPRD untuk menyikapinya, "kata Romi lagi.

Maka dengan itu, Romi minta kepada jajaran pihak Polda Riau ikut meresponnya."kami minta juga jajaran Polda Riau untuk bersikap dan bertindak, karena ada kerugian negara yang terjadi dari pembiaran ini," pungkasnya.


Tulis Komentar