Dunia

Roket Iran Gagal Meluncur, Trump Mengaku Tak Terlibat

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Presiden Donald Trump menyatakan Amerika Serikat mengaku tidak terlibat dalam gagalnya peluncuran roket Iran. Hal itu disampaikan Trump lewat akun Twitternya dengan mengunggah foto kegagalan peluncuran roket Iran tersebut.

Gambar dengan resolusi tinggi itu menunjukkan lokasi dan kerusakan akibat kegagalan peluncuran satelit Safir buatan Iran itu.

"Amerika Serikat tidak terlibat dalam kecelakaan selama persiapan peluncuran SLR Safir di situs peluncuran Semnan, Iran. Saya berharap Iran berhasil dalam menangani apa yang terjadi di sana," kata Trump dalam tweet-nya.

Foto-foto satelit yang telah beredar luas juga memperlihatkan ledakan roket di landasan peluncuran.

Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran Mohammad Javad Azari Jahromi menolak laporan satelitnya hilang, tetapi dia tidak mengomentari dugaan ledakan pada landasan peluncuran roket.

"Rupanya ada laporan bahwa upaya ketiga untuk menempatkan satelit di orbit tidak berhasil. Faktanya, Nahid 1 baik-baik saja, dan sekarang di laboratorium. Wartawan dapat mengunjungi laboratorium juga. # Transparansi," kata Jahromi lewat akun Twitter.

Peristiwa tersebut terjadi di tengah meningkatnya tensi antara Iran dan AS. Ketegangan kedua negara itu bermula sejak Juli lalu, ketika Iran mengumumkan melakukan pengayaan uranium melebihi batas yang ditentukan dalam perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Perjanjian yang digagas di era Barack Obama itu menetapkan Iran harus membatasi pengayaan uranium hingga 3,67 persen, jauh dari keperluan mengembangkan senjata nuklir yaitu 90 persen.

Sebagai timbal balik, negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran.

Saat Trump memimpin, AS memutuskan menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir itu pada Mei 2018 lalu dan kembali menerapkan sanksi atas Iran.

Teheran diyakini telah merencanakan upaya ketiga untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa. Dua peluncuran sebelumnya pada Januari dan Februari lalu gagal menempatkan satelit di orbit.

Washington memang mengawasi kegiatan antariksa Iran sebagai indikator kemajuan dalam program-program misil nuklir serta balistik.

Iran mengatakan program roketnya adalah untuk penggunaan sipil di luar angkasa. Akan tetapi, karena roket menggunakan teknologi serupa dengan rudal balistik jarak jauh, AS melihat hal itu dengan skeptis.


Tulis Komentar