Riau

Sudah Tinggalkan Anak & Istri, Ternyata Relawan Karhutla Tak Digaji

GILANGNEWS.COM - Masyarakat Peduli Api (MPA) yang dahulu bernama Forum Masyarakat Peduli Api, secara sukarela menjadi garda terdepan melakukan pemadaman api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau, meskipun tidak mendapatkan gaji.

Setiono, Ketua MPA di Kampung Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau, menceritakan bagaimana suka duka dirinya bersama anggota MPA lainnya, saat memadamkan api di lokasi karhutla. Dirinya bersama rekan seperjuangan, memadamkan api dengan meninggalkan keluarga.

“Kita tidak pulang berhari-hari meninggalkan anak dan istri, sera bertaruh nyawa memadamkan api, agar masyarakat Riau bisa menghirup udara segar dan menatap langit biru. Sementara, kita di lokasi kebakaran dalam kepungan asap tebal memadamkan api di lahan gambut,” kata Setiono kepada Wartawan, Minggu (5/9/2019).

Dikatakan Setiono, dengan peralatan yang minim, MPA berusaha memadamkan api. Meskipun, untuk membeli minyak mesin pemadam api menggunakan uang pribadi. Bahkan, sepatu karet yang digunakan dibeli menggunakan anggaran swadaya.

“Kami (MPA, red) tidak pernah mengeluh, untuk melakukan aksi kemanusiaan ini. Untuk makan dan minum saja, kami tidak teratur. Kami makan nasi bungkus dan terkadang air gambut kami suling untuk diminum,” ungkap Setiono yang juga pegiat lingkungan yang mendapatkan penghargaan Kalpataru kategori Pembina Lingkungan dari Kementerian LHK tahun 2019.

Banyak tantangan yang dihadapi MPA bersama satgas karhutla lainnya, seperti TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, dan pihak perusahaan saat memadamkan api karhutla. Terperosok ke dalam lahan gambut yang terbakar, sering dialami dirinya dan anggota MPA lainnya, serta satgas.

“Memadamkan api karhutla bukan untuk diri kami sendiri, tapi untuk seluruh masyarakat Riau. Janganlah saling menghujat, lihatlah kami satgas karhutla yang sudah mati-matian memadamkan api karhutla di Bumi Lancang Kuning ini,” jelas Setiono.

MPA Kampung Rawa Mekar Jaya terbentuk sejak 2013 lalu, yang terdiri dari 5 orang. Sekarang MPA ini sudah memiliki anggota sebanyak 25 orang. MPA ini juga sudah memiliki pos permanen, yang kapan saja siap memadamkan api karhutla.

Ekonomi Kreatif untuk MPA di Riau Jadi Mandiri

Masyarakat Peduli Api (MPA) di Provinsi Riau, selalu dihadapi dengan kesulitan anggaran untuk membeli minyak mesin pemadam kebakaran saat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi. Kondisi ini, selalu menjadi tantangan yang dihadapi seluruh anggota MPA di lapangan.

Tidak hanya itu saja, Setiono, Ketua MPA Kampung Rawa Mekar Jaya di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau, mengungkapkan, solusi yang harus diberikan pemerintah daerah dengan menciptakan ekonomi kreatif bagi masyarakat peduli api di Riau, jadi lebih mandiri.

“Seperti yang kita lakukan dengan menciptakan objek wisata mangrove, pembibitan kayu alam dan tanaman mangrove, serta madu. Dimana hasilnya, digunakan untuk membiayai keperluan saat pemadaman api karhutla. Kami pun siap membantu pemerintah daerah dalam menciptakan ekonomi kreatif bagi MPA, seperti tenak atau tambak,” ujar Setiono kepada Wartawan, Minggu (15/9/2019).

Banyak anggota masyarakat peduli api yang bubar dan silih berganti, dikatakan Setiono. Karena mereka tidak mendapatkan insentif atau gaji yang bisa mencukupi keluarga saat ditinggalkan untuk memadamkan api karhutla. Apalagi anggota MPA, lebih banyak petani dan nelayan, serta buruh.

“MPA juga bisa tidak hanya memadamkan api saja, tapi bagaimana melakukan konservasi terhadap hutan dan lahan yang terbakar. MPA siap membantu pemerintah, mengembalikan fungsi lahan yang terbakar melalui konservasi dan reboisasi,” ungkap Setiono yang juga pegiat lingkungan yang mendapatkan penghargaan Kalpataru kategori Pembina Lingkungan dari Kementerian LHK tahun 2019.

Dirinya berharap, sumbangsi yang sudah dilakukan masyarakat peduli api dalam membantu pemerintah menanggulangi karhutla, mendapatkan apresiasi. Ia pun siap, sebagai percontohan bagi MPA lainnya, yang ingin belajar ekonomi kreatif untuk menopang kebutuhan atau anggaran MPA.

“Sejak terbentuk, kami siap menjadi garda terdepan dalam penanggulangan awal karhutla. Kami pun meminta masyarakat tidak saling menghujat, lihatlah, bagaimana satgas karhutla sudah berjuang memadamkan api,” jelas Setiono. 

 


Tulis Komentar