x
Dunia Internasional Harus Hentikan Tragedi Kemanusiaan di Ghouta Timur
Seorang warga Suriah menggendong seorang bayi melewati puing-puing, saat serangan udara tengah terjadi di kota Douma, Ghouta, Suriah, Minggu (13/12/2015).

Dunia Internasional Harus Hentikan Tragedi Kemanusiaan di Ghouta Timur

Selasa, 27 Februari 2018 - 11:28:11 wib | Di Baca : 2087 Kali

GILANGNEWS.COM - Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyatakan kesedihan yang mendalam atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Ghouta Timur, Suriah.

Melalui media massa dan media sosial, menurutnya masyarakat telah menyaksikan rakyat sipil termasuk sebagian besar anak-anak menjadi korban kebiadaban perang antara Pemerintah Suriah dan kelompok yang bertikai.

Loading...

Ia pun meminta agar kekerasan segera dihentikan, sebab rakyat sipil dan anak-anak turut menjadi korban.

"Hentikan kekerasan sekarang juga yang membunuh rakyat sipil dan anak-anak. Rasa kemanusiaan kita mendidih menyaksikan anak-anak, wanita, dan orang tua hancur tubuhnya menjadi korban kebiadaban perang," ujar Jazuli, melalui keterangannya, Senin (26/2/2018).

Untuk itu, Anggota Komisi I ini berharap dunia internasional melalui PBB bisa mengambil langkah multilateral untuk menghentikan tragedi kemanusiaan tersebut.

Ia juga berharap agar dilakukannya intervensi kemanusiaan untuk menyelamatkan warga sipil termasuk anak-anak korban perang.

"Kami juga berharap Pemerintah Indonesia memberikan tekanan kuat baik secara bilateral maupun multilateral agar khususnya Pemerintah Suriah menghentikan pertikaian dan penyerangan yang menyasar rakyat sipil," katanya.

Jangan sampai Indonesia hanya bisa meratapi dengan kepedihan sementara pembantaian rakyat sipil tak berdosa terus berlangsung.

"Tak peduli siapapun yang bertikai, perang dan pembantaian ini harus dihentikan. Ini tanggung jawab kemanusiaan kita terhadap warga dunia," pungkasnya.


Sumber : tribunnews.com
Editor : Septian Nandy









Baca Juga Topik #Peristiwa
Loading...

Ikuti Terus GilangNews Melalui Sosial Media


GilangNews




BERITA TERKAIT
TUILIS  KOMENTAR
Loading...
BERITA SEBELUMNYA