Ilustrasi.
GILANGNEWS.COM - Sejak wabah COVID-19 muncul, banyak unggahan media sosial dari seluruh dunia tentang risiko virus Corona dibawa oleh kucing dan kemudian ditularkan ke manusia.
Namun di Turki, unggahan-unggahan yang ramai di bagikan di Twitter dan Facebook sedikit berbeda.
Saat kehidupan manusia di ruang terbuka berkurang, semakin berkurang pula sampah dan makanan sisa dibuang di luar ruangan.
Maka hewan gelandangan yang kehilangan sumber makanan mereka. Nasib mereka dikhawatirkan oleh banyak warga Turki, negara yang dikenal punya rasa sayang yang sangat besar terhadap kucing.
Bantuan pemerintah
Turki belum mengumumkan pembatasan wilayah berskala nasional, tapi pembatasan pergerakan manusia telah dilakukan. Warga sangat disarankan untuk tinggal di rumah, dan banyak kegiatan dan bisnis yang sudah berhenti.
Sekolah tutup, warga berusia di bawah 20 tahun dan di atas 65 tahun diperintahkan untuk tinggal di dalam rumah.
Untuk membantu pengembara kota berkaki empat di udara terbuka ini, Kementerian Dalam Negeri Turki telah memerintahkan pemerintah daerah dan dewan kota setempat untuk menyediakan makanan dan air di tempat penampungan hewan dan taman-taman.
Kota kucing
Anjing gelandangan juga diperintahkan untuk diberi makan oleh instruksi Mendagri Turki itu, tetapi kucing menikmati prioritas di hati warga, terutama di Istanbul.
Dinasti Usmani yang menguasai Turki sudah lama tiada, tetapi kota bekas ibu kota kekaisaran besar itu memanjakan banyak sekali kucing, dalam jumlah puluhan ribu.
Menurut dinas pemeliharaan hewan setempat, diperkirakan ada sekitar 12.500 ekor kucing gelandangan hidup di Istanbul.
Di Istanbul, tempat penampungan kucing sementara yang dibangun oleh warga sangat mudah ditemukan, beberapa dibangun di dekat selat Bosphorus yang berpemandangan sangat indah.
Apakah kucing terdampak virus Corona?
Riset di Belgia dan China memperlihatkan kucing bisa terpapar virus Corona dari manusia. Para ilmuwan juga memperlihatkan kucing bisa tertular dari kucing lainnya.
Saudara jauh kucing, seekor harimau, diyakini telah terinfeksi virus Corona di Kebun Binatang New York, Amerika Serikat.
Sekalipun begitu, sejauh ini tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan bisa menularkan penyakit ini kepada manusia.
Sekalipun kucing dites positif virus Corona, tidak ada hewan yang diketahui jadi sakit karenanya.
Kerja relawan
Sahika Yilmaz telah bertahun-tahun memberi makan kucing, dan kegiatan ini tak terhenti oleh pandemi.
Usianya 65 tahun, yang menempatkannya dalam batas orang yang diperintahkan oleh pemerintah untuk tinggal di dalam rumah.
Sahika biasanya muncul ke luar rumah dengan sekantong makanan untuk menjamin kucing-kucing di sekitarnya tak kelaparan.
Kucing merupakan hewan kesayangan yang dipelihara di rumah oleh warga Turki, terkadang batas antara kucing gelandangan dan peliharaan sangat kabur.
Kendali hama
Kucing pertama kali dirawat di dalam rumah sekitar 9.500 tahun lalu di kawasan Mesopotamia, Anatolia dan Levant.
Selama berabad-abad, mereka digunakan sebagai pengendali hama oleh berbagai peradaban manusia di kawasan Mediterania.
Ada bukti sejarah yang memperlihatkan bahwa sebelum Istanbul jatuh ke bawah penguasaan Turki tahun 1453, di kota itu penguasa Yunani dan Romawi menggunakan kucing untuk membasmi tikus dan wabah pes yang dibawa oleh tikus.
Banyak yang berpandangan bahwa hingga saat ini kucing-kucing Istanbul masih menjalankan peran penting menekan populasi tikus di sana sekalipun pandangan ini diragukan beberapa pihak.
Nabi Muhammad menggunting gaun agar tak ganggu kucing tidur
Ada kisah tentang seekor kucing yang duduk di samping Nabi Muhammad dan tertidur di atas gaun beliau.
Ketika akan berdiri untuk salat, Nabi Muhammad memilih menggunting gaun itu agar tak mengganggu tidur si kucing.
Kebenaran kisah ini masih diperdebatkan oleh para ulama, tapi di Turki kisah ini diyakini benar.
Tradisi Islam di berbagai negeri Muslim melihat kucing sebagai hewan yang bersih dan Muslim biasanya membiarkan kucing masuk ke rumah dan masjid. Anjing tak menikmati kemewahan itu.
Kucing Istanbul sangat menikmati posisi mereka seperti itu. Mereka dengan bebas berkeliaran di jalan-jalan dan tempat umum di kota tanpa gangguan, termasuk di kereta bawah tanah, yang sudah dikurangi operasinya sejak wabah.
Maskot
Beberapa ekor kucing di Istanbul sangat dicintai seperti Tombili yang menjadi maskot bagi penduduk di distrik Ziverbey di dalam kota Istanbul.
Ketika ia meninggal, warga mengumpulkan sumbangan lalu membayar seorang seniman untuk mengabadikan kucing betina yang kharismatik itu.
Hasilnya adalah patung perunggu di pinggir jalan, meniru pose khas Tombili.
Kesejahteraan hewan
Namun sekalipun kucing gelandangan mendapatkan banyak hal, kelompok penyayang binatang mengungkapkan adanya fakta buruk di balik itu.
Dibandingkan dengan kucing peliharaan, usia rata-rata kucing gelandangan jauh lebih pendek. Ini jadi penanda kehidupan di jalanan tak selalu indah.
Dalam sepuluh tahun terakhir, banyak bermunculan kelompok penyayang binatang di Turki dan mereka menekan pemerintah untuk melakukan lebih banyak hal bagi hewan di jalan, termasuk melakukan sterilisasi terhadap mereka.
Dibandingkan dengan jumlah kucing liar yang ada, upaya ini masih sangat tertinggal.
Ada yang berpendapat, rasa sayang warga Turki terhadap kucing sudah berlebihan dan perlu dikendalikan, demi kebaikan baik bagi kucing maupun manusia.
Namun cobalah tanya warga Istanbul apakah mereka mau kota mereka seperti kota-kota lain di Eropa, tanpa kucing liar berkeliaran. Kebanyakan dari mereka pasti menolaknya.
Kebersamaan manusia dan kucing merupakan tradisi yang sangat dihormati di kota kuno ini.