Harap-harap Cemas Menanti Kepastian Haji dari Arab Saudi

Rabu, 20 Mei 2020

Penyelenggaraan ibadah haji 2020 belum bisa dipastikan.

GILANGNEWS.COM - Pelaksanaan haji 2020 belum jelas. Kerajaan Arab Saudi belum juga memberikan kabar pasti apakah akan tetap menyelenggarakan haji di tengah pandemi covid-19 atau tidak.

Semula Kementerian Agama menyatakan Arab Saudi akan memberikan kabar pada tanggal 19 Ramadan atau 12 Mei lalu. Belakangan mundur pada hari ini. Namun kemarin Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud menjalin komunikasi dan kepastin haji bakal diputuskan sebelum 1 Juni.

Ketidakjelasan nasib para jemaah haji tahun ini bermula dari pandemi virus corona pada awal tahun ini. Pada 27 Februari lalu, secara mendadak Saudi menghentikan pelayanan umrah.

Keputusan besar itu dibuat menyusul lonjakan kasus virus corona di Saudi dan beberapa negara Timur Tengah. Umrah dihentikan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Setelah kabar itu, spekulasi pembatalan ibadah haji tahun ini muncul. Beredar kabar Saudi akan menutup umrah hingga akhir tahun, namun belum ada informasi resmi mengenai hal tersebut.

Meskipun demikian pemerintah Indonesia tetap melakukan persiapan ibadah haji. Pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tetap dilakukan. Bahkan digelar dua tahap hingga hari ini, Rabu (20/5). Manasik haji dilakukan secara virtual.

Dalam rapat-rapat Kementerian Agama (Kemenag) bersama Komisi VIII DPR RI, kepastian pemberangkatan haji selalu jadi topik utama. Awalnya, Kemenag menyebut keputusan akan keluar pada akhir April 2020.

"Untuk haji, Kementerian Haji (Arab Saudi) akan melakukan kajian dan insyaallah minggu keempat April sudah ada keputusan. Kita tunggu," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Nizar Ali dalam Rapat Kerja Komisi VIII DPR, Rabu (15/4).

Kemenag pun mengumumkan tiga skenario penyelenggaraan haji tahun ini. Pertama, pemberangkatan dilakukan seperti biasa dengan syarat pandemi virus corona dinyatakan telah berakhir.

Skenario kedua, hanya sebagian jemaah yang diberangkatkan karena social distancing masih perlu diterapkan. Hal ini dilakukan jika pandemi sudah mulai menurun.

Skenario ketiga, haji tahun ini dibatalkan. Jika terjadi, Kemenag siap mengembalikan biaya pelunasan haji. Kemudian para jemaah yang sudah terdaftar akan diprioritaskan dalam antrean haji 2021.

Namun hingga April berakhir, Saudi belum juga memberi keputusan. Kemenag pun menyebut Saudi bakal memberikan kepastian pada 12 Mei. Nizar Ali sempat menyampaikan kabar baik dari Saudi.

Kabar baik itu adalah pada 29 April Saudi melonggarkan pembatasan bagi toko-toko. Selain itu, 25 negara pengirim jemaah diajak Saudi melakukan survei terkait pelaksanaan haji.

Sehari sebelum tenggat, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid menyebut belum dapat kabar dari Saudi soal pelaksanaan haji. Dia mengusulkan agar pengambilan keputusan kembali ditunda sampai 20 Mei.

"Pada kesempatan raker yang baik ini, kami juga mengusulkan batas waktu terakhir menunggu kepastian penyelenggaraan haji tahun 1441 Hijriah atau 2020 Masehi dari Arab Saudi adalah pada tanggal 20 Mei 2020," kata Zainut dalam rapat yang disiarkan langsung situs dpr.go.id, Senin (11/5).

Zainut berkata batas itu masih menyisakan cukup waktu bagi Kemenag menuntaskan persiapan jika pelaksanaan haji jadi digelar. Kemenag mengklaim butuh waktu mininal 25 hari untuk melakukan itu. Berdasarkan rencana, pemberangkatan kloter pertama akan dilakukan 26 juni mendatang.

Hari demi hari dilalui tanpa ada keputusan dari Riyadh. Menteri Agama Fachrul Razi pun mulai membuka opsi untuk membatalkan ibadah haji tahun ini.

"Bila sudah tanggal 20 Mei belum ada keputusan dari Saudi, kami rencanakan untuk mengambil keputusan untuk tidak memberangkatkan haji pada tahun ini," kata Fachrul lewat pesan singkat kepada wartawan, Selasa (19/5)

Kemudian di hari yang sama, Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas. Masalah ibadah haji menjadi salah satu yang dibahas. Hasil rapat menunda sementara pengambilan keputusan keberangkatan jemaah haji.

Jokowi masih menunggu kabar dari Saudi hingga tanggal 1 Juni. Keputusan itu ia buat setelah mantan wali kota Solo itu berbincang dengan Raja Salman.

"Pak Presiden juga habis komunikasi dengan Raja Salman, maka beliau menyarankan bagaimana kalau kita lihat sampai awal Juni. Kami setuju. Jadi, mungkin sampai 1 Juni, kita lihatlah tanggal pasti," kata Fachrul.

Pada tahun ini, Indonesia mendapat kuota haji sebanyak 221 ribu orang. Jumlah itu terdiri dari 203.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus. Namun, masih tersisa kuota sekitar 10 ribu.

Jika penyelenggaraan haji tahun ini dibatalkan maka dipastikan akan menambah panjang antrean haji di Indonesia. Saat ini antrean berada di kisaran belasan hingga lebih dari 30 tahun.