Pastikan Keselamatan Pengendara, Jalan Tol Trans Sumatera Dipantau 636 CCTV dan 435 Petugas

Ahad, 29 November 2020

GILANGNEWS.COM - Sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang mendapatkan mandat dari pemerintah untuk membangun dan mengoperasikan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), PT Hutama Karya (Persero) berkomitmen memberikan pelayanan yang optimal dengan memprioritaskan keamanan dan kenyamanan dalam segala aspek pengoperasian pada seluruh jalan tol yang dikelola oleh Hutama Karya, khususnya di JTTS.

Dari sisi pelayanan, Hutama Karya juga memastikan bahwa jalan tol yang memiliki trafik lalu lintas yang sepi tidak berarti jalan tol tersebut memiliki pengamanan yang kurang. Sejauh ini jalan tol yang dikelola oleh Hutama Karya telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai Peraturan Menteri PU Nomor 16/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol.

Adapun terkait dengan keamanan, perusahaan telah menyediakan 636 Unit CCTV yang tersebar di sepanjang JTTS yang berada setiap satu kilometer dengan memiliki kamera dua arah sehingga dapat mencakup seluruh aktivitas yang terjadi di jalan tol dan selalu dipantau oleh petugas selama 24 jam penuh melalui Command Center, baik yang berada di setiap ruas tol maupun yang berada di kantor pusat dengan menggunakan sistem terintegrasi.

Dalam sistem yang sudah terintegrasi tersebut, terdapat fitur yang dapat mendeteksi apabila terdapat peringatan dari tiap ruas tol dan petugas akan langsung merespon keluhan dengan response time maksimal 5 menit.

Selain itu, Hutama Karya juga telah menyiapkan 435 petugas layanan pengamanan siaga selama 24 jam untuk melakukan pengawasan di sepanjang JTTS.

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan mengatakan, bahwa keamanan dan keselamatan pengguna jalan adalah prioritas bagi perusahaan. Dalam mengantisipasi adanya kejahatan dan untuk memberikan pelayanan yang aman dan nyaman bagi pengguna jalan tol, Hutama Karya selalu berkoordinasi dengan pihak kepolisian daerah setempat.

"Demi keamanan dan kenyamanan pengguna jalan, kami telah bekerjasama dengan kepolisian daerah setempat dalam pengamanan jalan tol yang kami kelola. Kami yakin dengan kinerja kepolisian selama ini dapat membantu mengawasi keamanan dan keselamatan pengguna jalan yang melintas di JTTS," kata Fauzan.

Lebih lanjut pria asal Bengkalis, Riau ini juga mengatakan, bahwa hingga saat ini perusahaan belum pernah menerima laporan secara resmi terkait tindak kejahatan yang terjadi di JTTS.

"Sampai saat ini kami belum pernah menerima laporan resmi dari pengguna jalan tol terkait dengan begal ataupun rampok. Jika selama ini terdapat pemberitaan akan hal tersebut, masih berita yang simpang siur dan setelah diselidiki oleh pihak kepolisian, hanya kesalahpahaman saja atau bahkan belum ditemukan kebenarannya," ujarnya.

Fauzan mengatakan, pada prinsipnya Hutama Karya selaku pengelola JTTS terus mengimbau pengguna jalan untuk menaati tata tertib yang berlaku di jalan tol.

"Pengoperasian jalan tol di Pulau Sumatera cukup berbeda dengan jalan tol di Pulau Jawa. JTTS memiliki karakteristik jalan dengan jarak yang cukup panjang dan rata-rata membelah hutan, serta banyak dilintasi oleh kendaraan besar seperti truk maupun kendaraan pengangkut barang,"

"Selain itu, karena jalan tol di Sumatra ini terbilang baru, masyarakat terkadang belum terbiasa dengan tata cara maupun aturan yang terdapat di jalan tol, sehingga kita perlu memberikan pemahaman ekstra terkait tata cara berkendara yang baik dan benar di jalan tol kepada masyarakat," tutupnya.

Sementara itu, Kasubdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri, Kombes Pol Arman Achdiat, SIK, M.Si dalam diskusi daring Webinar "JTTS membawa peradaban dan perilaku baru" pada hari menyampaikan, bahwa pentingnya mewujudkan keselamatan berkendara dan untuk menurunkan fatalitas kecelakaan termasuk dalam UU No 22 Tahun 2009 yang didalamnya membahas pentingnya mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Penting bagi kita untuk mengupayakan kesadaran masyarakat bahwa lalu lintas
adalah sarana yang dapat menimbulkan kematian apabila masyarakat tersebut tidak memahami tanggung jawab berkendara. Melihat kondisi Jalan Tol Sumatera yang berbeda dari jalan tol yang ada di Pulau Jawa, terkait hal ini untuk kedepannya dalam hal pengamanan lalu lintas, Korlantas Polri berencana membangun beberapa induk-induk Polisi Jalan Raya yang ada di Jalan Tol Trans Sumatera," terangnya.

Hutama Karya berkomitmen untuk terus konsisten mengkampanyekan keselamatan berkendara demi mengantisipasi terjadinya kecelakaan di jalan tol.

Berbagai tindakan untuk persoalan tersebut telah dilakukan perusahaan, mulai dari sinergi dengan pihak kepolisian dan dinas perhubungan daerah sekitar untuk menindak pelanggar, melakukan pemasangan rumble strip, rumble dot, lampu flip-flop di sepanjang jalan tol, giat operasi simpatik pembagian kopi dan permen gratis kepada pengguna jalan guna memastikan pengendara tetap terjaga dan tidak mengalami microsleep, hingga membuat inovasi baru yakni “operasi mengantuk” pertama di Indonesia dengan memberhentikan pengendara dan memberikan pengecekan kondisi kendaraan serta kopi & snack gratis kepada pengguna jalan untuk memastikan pengendara dan kendaraan dalam kondisi baik.

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.164 km, dengan 651 Km ruas tol dalam tahap konstruksi dan 513 Km ruas tol yang telah beroperasi secara penuh. Ruas tol yang telah beroperasi diantaranya ruas Medan-Binjai (15 Km), ruas Palembang-Indralaya (22 km), ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (141 Km), ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189 Km), termasuk dua ruas tol yang baru diresmikan yaitu ruas Sigli-Banda Aceh seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang (14 Km) dan ruas Pekanbaru-Dumai (131 Km).