Sakit Kepala? Ini Obat yang Manjur

Rabu, 23 November 2016

ilustrasi

GILANGNEWS.COM- Sakit kepala adalah kondisi kesehatan yang cukup sering kita alami. Menenggak obat pereda sakit adalah solusi sementara. Bagaimana bila sakit kepala atau migrain itu sangat sering menyerang, apakah kita akan terus bergantung pada obat-obatan?

Ada pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati. Begitu juga sakit kepala. Alexander Mauskop, Direktur New York Headache Center di Manhattan, Amerika Serikat, sebagaimana dilansir tempo.co, membagi tipnya kepada Men’s Health.

1. Berolahraga
Latihan kardiovaskular secara rutin mampu mengatasi gejala sakit kepala dan migrain, seperti yang dialami para pasien Mauskop. Saat berolahraga, tubuh memproduksi hormone endorfin yang akan mengeblok sensor rasa sakit. Berolahraga juga bisa mengusir stres, yang sering menjadi pemicu sakit kepala. Cobalah berlatih kardio, seperti lari dan bersepeda, tiga kali seminggu.

2. Makan sayuran hijau dan kacang-kacangan
Migrain bisa disebabkan oleh kekurangan magnesium. Kandungan magnesium pada sayuran hijau dan kacang-kacangan adalah benteng penangkal migrain.


3. Kurangi kafein
Tak perlu mengucapkan selamat tinggal kepada kopi, cukup kurangi konsumsinya saja.

4. Cukup tidur
Kurang tidur beberapa jam saja bisa memicu migrain keesokan harinya. Menurut Mauskop, kurang tidur membuat otak lebih sensitif sehingga bisa memicu migrain, sama seperti cahaya terang dan suara bising.

5. Meditasi
Cobalah bermeditasi karena mampu meredakan stres, penyebab sakit kepala paling umum.

6. Perkuat leher
Melatih leher secara khusus? Kedengaranya memang konyol, tapi tidak menurut ilmu pengetahuan. Tekanan pada leher akibat terus-menerus menatap layar komputer atau menjepit ponsel dengan bahu bisa menekan saraf yang berhubungan dengan kepala dan menyebabkan migrain. Selain itu, leher akan terasa pegal. Memperkuat otot-otot leher akan membuatnya tak mudah kaku sehingga mampu mencegah migrain.

7. Cukup minum
Dehidrasi juga pemicu sakit kepala paling umum karena darah menjadi lebih kental, sehingga aliran ke otak menjadi lebih lambat. Tak ada aturan khusus berapa gelas kita harus minum dalam sehari karena bergantung pada berat badan dan kondisi cuaca. Bila ingin tahu apakah kita dehidrasi atau tidak, cek saja lewat urine. Kalau warnanya terang dan bening, tandanya tubuh tidak dehidrasi. Namun, bila warnanya kuning pekat, itu sinyal tubuh kekurangan cairan.***