Dewan Sebut PT SPP Banyak Teori Membangun KIT, Ini Penjelasan Dirut PT SPP

Jumat, 18 Juni 2021

Materplan Kawasan Industri Tenayan

GILANGNEWS.COM - Anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru Ruslan Tarigan SPd MH menegaskan, bahwa investor kawasan industri tenayan (KIT), sampai saat ini tidak jelas dan tidak ada progres sama sekali. PT SPP (Sarana Pembangunan Pekanbaru) selaku pengelola KIT ini, dinilai terlalu banyak teori. 

Pernyataan ini langsung ditanggapi Dirut PT SPP Heri Susanto. Katanya, persoalan kasus Covid19 di Kota Pekanbaru, mengakibatkan proses pengelolaan KIT,  menjadi terhambat. Padahal, sudah banyak investor yang ingin masuk untuk menanamkan modalnya di KIT, namun dengan kondisi pandemi ini, mereka lebih memilih menunggu sampai waktu yang tidak ditentukan.

"Bukannya tidak ada porgres. Tapi ada beberapa persoalan yang harus diselesaikan terlebih dahulu," katanya, Jumat (18/6/2021). 

Persoalan yang harus diselesaikan tersebut, terang Heri Susanto, seperti menarik investor, legalitas lahan dan menyiapkan infrastruktur dasar. 

"Sekarang kan kasus covid-19 di Pekanbaru sedang tinggi. Akhirnya para investor mengurungkan niatnya untuk melakukan kerjasama," tambah Heri Susanto. 

Dia tidak setuju jika disebutkan bahwa pengelolaan KIT jalan di tempat atau sekadar bualan saja. Namun pihaknya setiap hari terus bekerja dan melakukan komunikasi intensif dengan para calon investor. 

"Lagi-lagi karena keadaan Covid19 ini, mereka masih belum mau berinvestasi di kawasan ini, jadi kita mau bagaimana lagi," sebutnya. 

Lebih dari itu, masih kata Heri Susanto, di KIT ini masih ada persoalan yang belum tuntas sampai sekarang. Persoalan tersebut yakni legalitas lahan, sehingga menjadi pertanyaan besar dari seluruh investor yang masuk. Karena sampai saat ini, pihkanya masih menunggu HPL lahan tersebut.

Dan yang paling penting saat ini, yang perlu dilakukan yakni, menyiapkan infrastruktur dasar kawasan, seperti penyediaan air bersih, IPAL, jalan lingkungan dan lain sebagainya. 

Untuk menyiapkan ini membutuhkan anggaran dana yang cukup besar sekitar Rp 1,8 triliun. 

Meski demikian, lanjut Heri Susanto, pihaknya tetap terus bekerja dan menyampaikan hasilnya kepada Walikota Pekanbaru, terkait progres yang sudah dilakukan. Apalagi ini merupakan program nasional yang sudah masuk dalam RPJMN, sesuai dengan Perpres No 18 tahun 2020. 

"Maka kita juga dibantu oleh pemerintah pusat untuk mencari investor yang ingin menanamkan modalnya di kawasan ini. Bahkan tahun (2021) ini, target kita sudah ada kegiatan fisik yang dikerjakan di KIT," janjinya. 

Anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru Ruslan Tarigan SPd MH, mempertanyakan pembangunan kawasan (KIT), yang bakal dijadikan ikon Kota Pekanbaru tersebut. 

Menurut Politisi senior PDI-P ini, perusahaan BUMD yang berkoar-koar akan mendatangkan investor dari luar negeri, sampai saat ini hanya bualan kosong. 

"Jangan terlalu banyak teori lah, investor dari luar negeri itu mana. Sudah berapa tahun hanya rencana saja. Padahal di Indonesia banyak investor yang bisa diajak kerjasama," tegas Ruslan Tarigan Rabu (16/6/2021) kemarin. 

Seperti diketahui, KIT sudah direncanakan dalam Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW) dengan luas sekitar 3.700 hektare. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, seluas 1.500 hektar di KIT itu masuk dalam kawasan industri strategis.

KIT ini akan dibangun pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit. Pabrik tersebut akan memproduksi 2 juta ton minyak sawit per tahun. Nanti juga ada pabrik obat dan kosmetik. Pabrik-pabrik ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi 155.000 orang. 

Bahkan saat ini, satu pembangkit listrik lagi sedang dibangun di KIT. Satu pembangkit listrik lainnya sudah beroperasi yaitu PLTU Tenayan.