6 Fakta Penembakan Ustaz Dipicu Perselingkuhan

Rabu, 29 September 2021

Para Tersangka.

GILANGNEWS.COM - Beragam fakta mengenai penembakan A (43), paranormal yang juga ketua majelis taklim di Tangerang, tersingkap. Penembakan terhadap pria yang juga dikenal warga sebagai ustaz itu dipicu isu perselingkuhan.

Insiden penembakan terhadap A sebelumnya terjadi pada Sabtu (18/9) di Pinang, Kota Tangerang. Korban saat itu ditembak setelah menjalankan salat Magrib di masjid dekat rumahnya.

Korban tewas tertembak di bagian pinggang. Dari hasil olah TKP di lokasi, polisi menyita sebutir proyektil yang mengenai pintu rumah korban.

Berikut sejumlah fakta yang telah dirangkum, Rabu (29/9/2021):

1. Dalang hingga Eksekutor Ditangkap

Tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang Kota menangkap pelaku penembakan korban A. Total ada 3 pelaku yang ditangkap polisi dalam kasus ini.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan ketiga pelaku ini memiliki peran masing-masing sebagai perencana hingga eksekutor.

"Jadi tiga orang tersangka yang sudah kita amankan. Yang pertama, Saudara M sebagai inisiator, kemudian Saudara K sebagai eksekutornya yang melakukan penembakan. Dan Saudara S ini jokinya yang menunggu pada saat Saudara K selesai melakukan eksekusi," ujar Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (28/9/2021).

Ketiga pelaku adalah sebagai berikut:
1. Inisial H. Matum (42) berperan sebagai otak pembunuhan atau perencana
2. Kusnadi Dwi Handoko alias Bram (28) berperan sebagai eksekutor
3. Saripudin alias Apud (28) berperan sebagai joki/pilot yang membonceng eksekutor

Penangkapan para pelaku dilakukan oleh tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang Kota yang dipimpin oleh Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Handik Zusen, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Awaludin Amin, Kompol Iskandar, Kompol Bonar Pakpahan, Kompol Resa Marasabessy, AKP Adam, AKP reza Pahlevi, Iptu Fajar Kiansantang, dan Ipda Roy Andarek.

Para pelaku ditangkap di beberapa tempat di Bogor dan Serang, Banten.

2. Polisi Sebut Korban Adalah Paranormal

Polisi menyatakan korban A tewas ditembak dalam kapasitasnya sebagai paranormal. Korban memang dikenal warga sekitar sebagai ustaz setelah menjadi ketua majelis taklim.

"Jadi saya tekankan di sini bahwa korban adalah paranormal. Peristiwa pembunuhan ini tidak terkait predikatnya dalam kapasitas ustaz, karena memang bukan ustaz. Jadi ustaz, dipanggil ustaz oleh lingkungan sekitarnya, adalah ketika dia menjadi ketua majelis taklim saja," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (28/9/2021).

Kepastian mengenai latar belakang korban ini didapat polisi dari keterangan saksi. Selain itu, polisi menemukan barang bukti di rumah korban.

"Dia tidak mengajarkan ngaji, tidak mengajarkan ilmu agama, tidak mengajarkan ini. Latar belakang ini menjadi sangat penting bagi arah penyelidikan selanjutnya. Kalau memang ternyata kita pastikan bahwa yang bersangkutan adalah paranormal. Dari para saksi yang sudah diperiksa satu yang pernah berobat di sana. Yang kedua dari barang bukti yang ditemukan di rumah korban. Apa saja itu? Daftar buku tamu dengan berbagai macam keperluannya. Artinya, si orang ini melayani itu," ujar Tubagus.

3. Isu Perselingkuhan

Polisi menangkap tiga pelaku pembunuhan paranormal di Tangerang. Pembunuhan ini direncanakan oleh tersangka Matum karena cemburu istrinya, MY, diduga berselingkuh dengan A.

"Bahwa korban ini memang bekerja sudah hampir 20 tahun sebagai paranormal. Sering mengobati orang, juga paranormal. Rasa dendam ini karena ada dugaan memang kejadian sekitar tahun 2010 yang lalu, pada saat itu istri tersangka M berobat kepada korban yang kerjanya sebagai paranormal, Masang susuk pada saat itu, tetapi yang terjadi adalah korban disetubuhi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (28/9/2021).

Matum memendam dendam selama bertahun-tahun. Ini diawali ketika pada 2010, Matum menemukan pesan dari seseorang ke handphone istrinya.

Matum kemudian mencurigai istrinya berselingkuh. Saat itu, Matum mendesak istrinya (MY) mengakui perselingkuhan itu.

"Kemudian istrinya disuruh ngaku istrinya pada saat itu. Belum ada pengakuan," ujar Yusri.

Matum mengancam akan menceraikan istrinya jika tidak mengaku. Namun MY meminum racun hingga dibawa ke Rumah Sakit Mayapada, Kota Tangerang.

Pada 2019, Matum dan istrinya kemudian menunaikan ibadah haji. Selesai melaksanakan tawaf di depan Ka'bah, Matum mengeluarkan Al-Qur'an dan meminta istrinya bersumpah bahwa tidak melakukan perzinaan.

Karena takut, akhirnya istri Matum mengaku telah berzina dengan A di sebuah hotel melati di Serpong, Tangerang Selatan.

Niat Matum membunuh korban lalu tercetus setelah kakak Matum meninggal dunia akibat bercerai dengan istrinya. Matum menduga meninggalnya sang kakak akibat istri sang kakak berselingkuh dengan korban A.

Singkat cerita, pada 30 Juli 2021, Matum berkenalan dengan tersangka Yadi. Dalam pertemuan itu, Matum meminta Yadi mencarikan orang yang mau membunuh korban.

Yadi menyanggupinya. Kemudian ia membawa eksekutor Kusnadi dan Saripudin. Mereka sanggup membunuh korban dengan permintaan imbalan sejumlah uang.

4. Eksekutor Dibayar Rp 50 Juta

Polisi mengungkapkan penembakan direncanakan tersangka utama Matum. Matum menjanjikan imbalan Rp 50 juta kepada eksekutor.

"Bayaran yang dikeluarkan sekitar Rp 60 juta, yang Rp 50 juta untuk eksekutornya, dan Rp 10 juta kepada saudara Y yang sekarang DPO," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (28/9).

5. Polisi Ultimatum Buron Penembakan

Tiga pelaku kasus penembakan paranormal yang juga ketua majelis taklim inisial A di Pinang, Kota Tangerang, ditangkap polisi. Kini ada satu pelaku lain lagi yang masih berstatus buron.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan pelaku yang masih jadi buron tersebut adalah Yadi. Polisi pun memberikan ultimatum kepada pelaku.

"Kami kasih waktu 3x24 jam untuk menyerahkan diri. Kami sudah tahu identitasnya. Kami akan terus mengejar yang bersangkutan," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (28/9).

6. Eksekutor Penembakan Sempat Coba Kabur ke Sumatera

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan ketiga pelaku yang ditangkap bernama Matum (42), Kusnadi (28), dan Saripudin (28). Awalnya polisi menangkap Matum selaku aktor intelektual dari kasus tersebut.

"Yang berhasil kita amankan adalah Saudara M. Ini adalah yang menginisiator kejadian ini. Dia aktor intelektualnya. Hari Kamis (23/9) yang lalu kita amankan yang bersangkutan itu di daerah Serang, Banten, pada saat yang bersangkutan di rumah makan," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (28/9).

Sementara itu, dua pelaku lainnya, Kusnadi dan Saripudin, diketahui berperan masing-masing sebagai eksekutor dan joki. Polisi menangkap keduanya di Serang pada Senin (27/9) saat hendak kabur ke Sumatera.

"Mereka coba melarikan diri ke daerah Sumatera. Kemarin berhasil kita amankan yang bersangkutan di daerah Serang pada saat akan ke daerah Sumatera," ujar Yusri.