Ilustrasi.
GILANGNEWS.COM - Perbedaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca kini jadi informasi yang penting untuk diketahui. Sebab, kedua jenis vaksin ini adalah yang paling banyak digunakan di Indonesia.
Perlu diketahui juga, kedua jenis vaksin ini aman dan sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Lalu, apa saja perbedaan antara vaksin Sinovac dan AstraZeneca? Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui selengkapnya.
Perbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca: Kandungan
Kedua jenis vaksin ini diketahui memiliki isi kandungan yang berbeda. Dirangkum detikcom, berikut ini masing-masing vaksin Sinovac dan AstraZeneca:
Kandungan Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac dikembangkan dengan metode inactivated. Artinya, virus yang ada dalam vaksin sudah dimatikan dan tidak mengandung virus hidup atau yang dilemahkan.
Selain itu, ada kandungan aluminium hidroksida yang berfungsi meningkatkan kemampuan vaksin. Ada larutan fosfat yang berfungsi sebagai penstabil atau stabilizer vaksin.
Vaksin Sinovac juga mengandung natrium klorida yang berfungsi sebagai isotonis, yaitu untuk memberikan kenyamanan saat penyuntikan. Natrium klorida yang digunakan dalam vaksin ini sesuai standar kefarmasian.
Kandungan Vaksin AstraZeneca
Dikutip dari situs resmi pemerintah Inggris, vaksin AstraZeneca mengandung vektor adenovirus dari simpanse (rekombinan ChAdOx1-S) yang disisipi glikoprotein spike dari virus SARS-Cov-2, serta organisme hasil rekayasa genetika (GMO).
Vaksin AstraZeneca juga mengandung kurang dari 23 miligram per dosis (0,5 mililiter). Artinya, pada dasarnya vaksin ini bebas natrium. Kemudian, vaksin AstraZeneca juga mengandung alkohol yang jumlahnya sangat sedikit, yaitu 2 miligram alkohol (etanol) per dosis (0,5 mililiter). Adapun kandungan lain dalam vaksin ini di antaranya:
• L-histidine
• L-histidine hydrochloride monohydrate
• Magnesium klorida heksahidrat
• Polysorbate 80
• Etanol
• Sukrosa
• Natrium klorida
• Dinatrium edetat dihidrat
• Air untuk injeksi.
Perbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca: Asalnya
Asal Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac diketahui berasal dari negara China. Nama perusahaannya adalah Sinovac BioTech. Perusahaan ini mengembangkan vaksin COVID-19 bernama CoronaVac atau yang lebih dikenal dengan vaksin Sinovac.
Selama dua dekade terakhir, Sinovac sudah mengembangkan dan menjual enam vaksin yang digunakan manusia dan satu vaksin hewan. Di antaranya adalah vaksin hepatitis A dan B, influenza H5N1 (flu burung), influenza H1N1 (flu babi), vaksin gondok, dan vaksin rabies anjing.
Asal Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca ini dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi asal Inggris dengan beberapa peneliti dari Universitas Oxford. Tidak hanya itu saja, vaksin AstraZeneca ini juga dikembangkan diberbagai negara, antara lain seperti Asia, India dan Korea Selatan.
Perbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca: Peruntukan Vaksin
Berikut ini perbedaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca dari segi peruntukan vaksinnya:
Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac kini dapat diberikan untuk anak-anak, orang dewasa, maupun ibu hamil. Hal ini karena sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Menurut Kementerian Kesehatan, Vaksin Sinovac dapat diberikan pada usia 12-17 tahun. Sedangkan untuk orang dewasa untuk dapat menerima vaksin Sinovac rentang usianya dimulai dari 18 - 60 tahun. Sementara itu, untuk ibu hamil dan menyusui juga bisa menerima vaksin ini dengan disertai surat dokter.
Vaksin AstraZeneca
Berdasarkan situs resmi World Health Organization (WHO), Vaksin AstraZeneca ditujukan untuk orang dewasa sehat yang berusia di atas 18 tahun. Orang dengan penyakit HIV atau Autoimun dibolehkan menggunakan vaksin AstraZeneca setelah melakukan konsultasi dengan dokter.
Bagi orang dengan riwayat reaksi alergi terhadap komponen vaksin dilarang untuk menggunakan vaksin jenis AstraZeneca ini.
erbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca: Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin
Berikut ini perbedaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca dalam segi dosis dan pemberian vaksin.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Sinovac
Dosis vaksin Sinovac yang diberikan untuk sekali suntik sebesar 0,5 ml. Sedangkan untuk pemberian vaksin Sinovac ini sebanyak 2 kali dengan jarak dosis pertama dan kedua adalah 28 hari.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin AstraZeneca
Dosis vaksin AstraZeneca yang diberikan untuk sekali suntik sebesar 0,5 ml. sedangkan untuk pemberian vaksin AstraZeneca ini sebanyak 2 kali dengan jarak dosis pertama dan kedua adalah 8-12 minggu.
Perbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca: Efek Samping
Dirangkum oleh detikcom, berikut ini perbedaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca dalam segi efek samping yang didapatkan*
Efek Samping Vaksin Sinovac
Reaksi lokal (di tempat suntikan) antara lain: nyeri di tempat suntikan, kemerahan, pengerasan, bengkak,
Reaksi sistemik, antara lain: demam, lemas, nyeri otot, mengantuk, pusing, sakit kepala, gatal, kesemutan, nyeri leher, mati rasa di leher, nyeri sendi,nyeri punggung, hidung tersumbat, nyeri saat menelan, batuk, common cold atau flu, mual, muntah, selera makan meningkat, nyeri perut.
Efek Samping Vaksin AstraZeneca
Reaksi lokal dan umum: sakit kepala, mual, nyeri otot, nyeri sendi, kelelahan, tidak enak badan, demam, menggigil, bengkak, nyeri
Demikian informasi mengenai perbedaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca. Semoga membantu dan bermanfaat.