Viral Warga Rohingya di Pekanbaru Bikin Resah, DPRD Minta Pengawasan Diperketat

Selasa, 17 Desember 2024

Anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Syafri Syarif

PEKANBARU — Aksi warga Rohingya di Pekanbaru yang meminta buah rambutan dari warga viral di media sosial, Selasa (17/12/2024). Kejadian ini berawal dari permintaan yang tampak sederhana, namun berujung pada keresahan warga setelah kelompok warga Rohingya tersebut membawa teman-temannya dan meminta buah rambutan dengan nada marah-marah.

Video kejadian itu pun cepat menyebar di berbagai platform seperti TikTok dan Instagram. Dalam video, terlihat warga Rohingya datang berbondong-bondong ke rumah warga setelah sebelumnya diberikan rambutan. Namun, ketika permintaan mereka ditolak karena jumlahnya yang semakin banyak, situasi menjadi tidak nyaman. Pemilik rumah akhirnya meminta mereka untuk pergi.

Tingkah laku ini menuai reaksi dari masyarakat yang khawatir kejadian serupa akan terulang. Fenomena ini memunculkan berbagai komentar dari warganet yang menyoroti keberadaan warga Rohingya di Pekanbaru.

DPRD Angkat Suara
Menanggapi kejadian yang viral ini, anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Syafri Syarif, meminta pihak terkait untuk segera turun tangan mengatasi persoalan tersebut. Menurutnya, pengawasan terhadap warga Rohingya harus diperketat agar keberadaan mereka tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Jangan sampai kejadian seperti ini mengganggu ketenteraman warga. Stakeholder seperti UNHCR, IOM, Rudenim, dan Kesbangpol harus lebih memperhatikan perilaku warga Rohingya," ujar Syafri.

Syafri menegaskan bahwa koordinasi antara pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi masalah serupa di masa mendatang. “Ini penting agar kejadian serupa tidak berulang dan masyarakat tidak merasa terganggu," tambahnya.

Langkah Antisipasi dan Pengawasan
Syafri juga meminta Kesbangpol untuk memaksimalkan perannya dalam mengawasi keberadaan pengungsi Rohingya di Pekanbaru. Menurutnya, pengawasan yang lemah dapat menimbulkan ketegangan sosial di tengah masyarakat.

“Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, tapi juga pihak internasional seperti UNHCR dan IOM yang menaungi warga Rohingya. Pengawasan harus diperketat, jangan sampai ada kejadian yang bisa memperkeruh situasi,” tegasnya.

Kejadian ini diharapkan menjadi momentum bagi semua pihak untuk memastikan keberadaan pengungsi di Pekanbaru berjalan tertib dan kondusif. Dengan pengawasan yang baik, konflik kecil seperti ini dapat dihindari, dan masyarakat setempat dapat merasa aman dan nyaman.