Merasa Ikut Mendirikan Demokrat di Riau, Noviwaldy: So Santai Aje

Rabu, 18 Januari 2017

Noviwaldy Jusman

GILANGNEWS.COM- Noviwaldy Jusman, Wakil Ketua DPRD Riau, menanggapi santai ancaman sanksi sebagaimana disampaikan Sekjen DPP Demokrat DR Hinca IP Panjaitan, Senin (16/1/2017). Bahkan, menurut Noviwaldy, barangkali Tim Firdaus - Ayat tak membutuhkan dirinya.

"Tak terlibat dalam kampanye??? Kalian tanya sama Tim sukses Firdaus Ayat itu..saya dibawa (dilibatkan,red) nggak???? Sementara mereka kampanye terus kok diatas semenisasi yang senantiasa saya berikan pada warga Pekanbaru..kurang apa saya??," ucap Dedet dalam pesan WA sebagaimana dilansir cakaplah.com.

Politisi Demokrat itu justru mempertanyakan sikap tim pemenangan Firdaus-Ayat yang terkesan tak membutuhkan tenaganya dalam pemenangan pasangan Petahana tersebut.

Baca Juga: Noviwaldy Terancam Disanksi Jika Melawan Garis Partai, Ini Videonya

"Kenapa gak nongol??? Wooong gak diajak kok. Barangkali memang Tim Firdaus Ayat gak butuh saya," cetusnya lagi.

Menurutnya, sebagai Kader yang merasa ikut mendirikan Demokrat di Riau, Ia sudah berbuat dalam mendukung pasangan Firdaus-Ayat.

"Harusnya Tim Firdaus Ayat terimakasih dong sama saya. Karena banyak menangguk suara dari basis suara saya di Pekanbaru ini," selorohnya.

Bahkan, sebagai bentuk loyalitasnya, Dedet mengaku beberapa kali menjalankan perintah Ketua DPD Demokrat Riau, Achmad.

"Kemarin saja perintah ketua DPD saya menunggu di Pangeran. Saya menunggu di Pangeran..mosok saya pindah..itu namanya patuh pada pimpinan..mosok diperintah ketua DPD Achmad standby di Pangeran malah keluyuran kemana mana. Sampai magrib saya di pangeran kok. Wong atasan saya Ketua DPD Achmad bukan Ketua DPC Firdaus.
 
Pria yang akrab disapa Dedet itu tidak mau ambil pusing dengan ancaman sanksi yang bakal diterimanya itu.  Ya dipanggil Sekjen ya siap saja. Wong saya juga sering mampir ke DPP kok. Ada juga ketemu beliau (Hinca,red), so santai aje," tutur Dedet.

Sebelumnya, Sekjen DPP Partai Demokrat, berjanji akan memanggil Noviwaldy Jusman. Pemanggilan tersebut, setelah DR Hinca mendapat masukan bahwa kader tersebut dianggap tidak pernah terlibat dalam upaya pemenangan pasangan Firdaus - Ayart di Pilkada serentak 2017.***