Gubernur dan Bupati Ziarah Kubur ke Makam Ibunda Walikota Pekanbaru

Ahad, 02 Juli 2017

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Bupati Kampar Aziz Zainal saat melakukan ziarah kubur di Makam Ibunda Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT

KAMPAR, GILANGNEWS.com - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Bupati Kampar Aziz Zainal, Wakil Bupati Kampar Catur Sugeng, Ketua DPRD Kampar Ahmad Fikri, melakukan ziarah kubur di makam Hj. Siti Rofi'ah Binti Muhamad Din yang merupakan Ibunda dari Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT Ahad (2/7/2017).

Ziarah kubur ini dilaksanakan setiap tahunnya bertepatan dengan perayaan Hari Rayo Onam di Bangkinang, Kabupaten Kampar.

Kepadatan pengunjung begitu terasa saat memasuki Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang. Selain masyarakat sekitar, pengunjung dari luar juga antusian menyaksikan perayaan tradisi masyarakat Kampar setahun sekali ini setelah idul fitri 1438 hijriah.

Hari Rayo Onam ini digelar setelah melakukan puasa sunnah selama enam hari di bulan Syawal. Puasa sunnah enam hari itu dilakukan sehari setelah memperingati hari raya Idul Fitri. Karena itulah kenapa dinamakan Hari Rayo Onam, dirayakan setelah berpuasa sunnah enam hari. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam.

Selain silaturrahmi, perayaan Hari Rayo Onam ini diisi juga dengan takziah ke makam. Selain penduduk setempat, masyarakat dari luar daearah Kampar juga banyak mengunjungi tempat ini untuk menyaksikan keramaian lebaran dari puasa enam.

Pada perayaan ini juga biasa dilakukan yakni Makan Bajambau atau makan bersama masyarakat dan pengunjung yang bertandang ke tempat itu. Perayaan puasa onam ini biasanya di lakukan di masjid-masjid di pemukiman masyarakat.

Sebagai salah satu putra kelahiran Muara Uwai, Walikota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT pun setiap tahun pulang kampung untuk merayakan tradisi tahunan Hari Rayo Onam.

"Perayaan ini adalah tradisi yang hanya ada di Kabupaten Kampar, ini sangat unik sekali, maka dari itu kami masyarakat Bangkinang seberang selalu pulang kampung untuk merayakan hari raya enam," kata Firdaus.

Dijelaskan Firdaus, kemeriahan hari rayo enam sangat berbeda dengan hari raya Idul Fitri. Ketika hari raya Idul Fitri setelah sholat Ied hanya beberapa keluarga saja yang bisa dikunjungi. Tapi ketika hari Rayo Onam seluruh perantau pulang kampung dan melakukan ziarah. Setelah itu baru datang ke rumah sanak saudara untuk bersilaturahmi.

"Disinilah ajang bersilaturahmi dan mempererat tali kekeluargaan sesama masyarakat. Ini bukan habis disitu saja, selesai ziarah dan bersilaturahmi rumah ke rumah seluruh warga akan berkumpul di mesjid untuk makan-makan bersama," imbuh Wako.

Wako berharap, tradisi ini terus dilestarikan oleh seluruh generasi masyarakat Kampar sehingga hubungan antar masyarakat terus terjalin.
"Itu salah satu harapan kami kepada seluruh penerus dan generasi masyarakat kampar. Jangan sampai tradisi adat ini hilang dengan berkembangnya jaman," ucap Wako.