Kapan Satgas Tinombala Ditarik dari Poso? Ini Jawaban Kapolri

Jumat, 22 Juli 2016

Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat hadiri peringatan Hari Bakti Adhyaksa ke-56.

Jakarta - Satuan Tugas Operasi Tinombala gabungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI berhasil melumpuhkan Komandan Mujahidin Indonesia Timur Santoso alias Abu Wardah. Santoso tewas dalam baku tembak di Pegunungan Biru, Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah pada Senin (18/7/2016) lalu. 
 
Meski telah berhasil menewaskan Santoso dan melemahkan kekuatan pengikutnya, Kepolisian RI belum berencana menarik pasukan Satgas Tinombala dari Poso dan Palu di Sulawesi Tengah. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pihaknya baru akan melakukan evaluasi perlu tidaknya Satgas Tinombala dikurangi setelah Ali Kalora dan Basri tertangkap. 
 
Ali Kalora dan Basri adalah dua orang penting di dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Basri berhasil meloloskan diri saat terjadi kontak tembak dengan Satgas Tinombala yang menewaskan Santoso. 
 
"Kalau ada usulan (Satgas Tinombala) ditarik, rawan. Mereka akan kembali regrouping, membentuk pimpinan baru, konsolidasi. Jangan biarkan mereka bernafas sekarang. Tekan, Ali (Ali Kalora) dan Basri tertangkap baru kita akan evaluasi untuk mengurangi pasukan," kata Tito kepada wartawan di Mabes Polri, jalan Trunojoyo nomor 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Jumat (22/7/2016). 
 
Ali Kalora dan Basri, kata Tito, masih berpotensi melakukan aksi terorisme. "Nanti kalau kita anev (Analisa dan Evaluasi), dua orang ini tertangkap, situasinya melemah, baru kita akan tarik pasukan secara bertahap dan kembali ke operasi rutin," sambung Tito.
 
Mantan Kepala BNPT itu mengatakan bahwa kondisi sisa anggota Santoso saat ini telah melemah. Tito pun memerintahkan kepada Tim Satgas Operasi Tinombala untuk terus menekan agar Basri dan Ali Kalora segera tertangkap.
 
Tito juga mengimbau agar Basri, Ali Kalora dan pengikut Santoso untuk turun gunung demi kemaslahatan umat. 
 
Sumber  : Detik.com