Rusli Effendi, Kiprah Dakwahnya Bersama Al-Washliyah

Selasa, 16 Januari 2018

ilustrasi foto.

GILANGNEWS.COM- Rusli Effendi, politisi PPP yang aktif dalam aktifitas dakwah Islam ini ternyata tercatat juga sebagai salah satu Pengurus Besar Al-Washliyah menjabat sebagai Sekretaris PB Al-Wahsliyah. Dia memulai kiprahnya di Al-Washliyah sejak tahun 2004 dan pada tahun 2006 pernah menjabat sebagai wakil ketua Pengurus Propinsi Riau periode 2006-2009. Selang beberapa tahun, Rusli pun didapuk menjadi pimpinan di organisasi massa Islam Al-Jamiyattul Al-Washliyah Propinsi Riau periode 2012-2016.

Al Jamiyattul Al Wahsliyah merupakan organisasi Islam yang lahir pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di Kota Medan, Sumatera Utara. Organisasi yang familiar dengan nama “Al Washliyah” ini lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda, sehingga pendiri Al Washliyah ketika itu turut pula berperang melawan penjajah Belanda.

“Jadi Al-Washliyah ini sejak awal terbentuknya memang merupakan wadah atau rumah untuk persatuan umat dan sekaligus berdakwah untuk menentang penjajahan Belanda, dan agar generasi muda Islam tahu, tidak sedikit ulama-ulama Al-Washliyah yang ditangkap Belanda dan dipenjara.” ungkap Rusli Effendi saat menjelaskan sejarah Al-Washliyah, Selasa 16 Januari 2018.

Saat ditanyakan lebih lanjut terkait dasar-dasar pendirian organisasi ini, Rusli Effendi menjelaskan bahwa pada masa itu umat Islam terpecah-pecah pada hal-hal yang tidak prinsip. Menurutnya hal tersebut sengaja diciptakan oleh Belanda agar umat Islam menjauhi persoalan perjuangan dan luput pada masalah perdebatan internal saja.

“Jadi Umat Islam kala itu dapat dipecah belah lantaran perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan persoalan furu’iyah (cabang agama, red), jadi perdebatan soal membaca doa Qunut atau tidak itu sudah persoalan klasik yang sudah ada sejak zaman Belanda.” jelas Rusli.

Menurutnya, dasar semangat pendirian organisasi Al-Washliyah didasari pada motif persatuan kaum mulimin yang berbeda-beda mazhab agar tetap rukun dan tidak terpecah belah.

“Ya karena persoalannya gak substansi makanya harus disatukan dan terus digalang ukhuwah islamiyah melalui pendirian Al-Washliya pada masa itu di Medan,” jelasnya.

Untuk diketahui, para pendiri Al-Washliyah merupakan gabungan dari kaum muda dan kamu tua. Mereka yang muda umumnya berusia sekitar 20 hingga 26 tahun. Para pendiri tersebut antara lain, Ismail Banda, Abdurrahman Syihab, M. Arsyad Thalib Lubis, Syamsudin dan Yusuf Ahmad Lubis.