Perbandingan penanganan macet mudik era SBY dan Jokowi

Sabtu, 23 Juli 2016

Kemacetan Di Puncak

Jakarta - Demokrat terus mendata korban meninggal dunia saat macet di pintu keluar Brebes Timur saat mudik lebaran lalu. Kali ini, Kali ini, sumbangan diberikan kepada suami dari almarhum Susiyani (36), Irwan Khaerudin di Cibinong, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (22/7) kemarin.
 
Partai Demokrat memberikan Rp 30 juta kepada ahli waris korban meninggal. Sumbangan ini diberikan langsung oleh Wasekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin, Bendahara Fraksi Partai Demokrat di DPR Anton Suratto dan Ketua Divisi Komunikasi Publik Imelda Sari.
 
Irwan menceritakan, ia beserta istri dan anaknya naik bus Minggu (3/7) pukul 13.30 WIB, menuju kampung halaman Susiyani di Desa Ketawang Kec Grabak, Kab Purworejo. Namun saat tiba di tol Kanci-Pejagan bus yang dikendarainya terjebak macet parah hingga 27 jam. Susiyani tewas dalam bus pada hari Senin (4/7) pukul 16.30 WIB.
 
"Istri saya wafat setelah menempuh perjalanan selama sekitar 27 jam," ujar Irwan yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek.
 
Mendengar cerita tragis itu, Wasekjen Demokrat Didi Irawadi berharap, penanganan mudik lebaran tahun depan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa lebih baik lagi. Jangan sampai seperti tahun ini hingga menewaskan 17 orang hanya karena macet di pintu tol keluar Brebes Timur saja.
 
Menurut dia, di masa Pemerintahan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), persiapan menghadapi mudik lebaran dilakukan sangat serius. Rapat digelar berkali-kali dengan melibatkan seluruh departemen/kementerian dan lembaga terkait. Persiapan dilakukan sangat matang dan tidak terburu-buru.
 
"Puluhan jam berada di bus yang nyaris tidak bergerak, sekuat apa pun seseorang tentulah kondisinya akan melemah. Kita harapkan kejadian ini tidak terulang lagi," ujar Didi Irawadi setelah mendengar kisah duka suami dan anak almarhumah Susiyani. [P]
 
Sumber Merdeka.com