Menag Usul Pemindahan Program Pendalaman Bahasa Arab Al-Azhar ke Indonesia

Selasa, 26 Juli 2016

Menag RI Lukman Hakim Saifuddin melakukan pertemuan dengan Grand Sheikh Al-Azhar Ahmed Al-Thayeb

Gilangnews.com - Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin melakukan pertemuan dengan Grand Sheikh Al-Azhar Ahmed Al-Thayeb. Dalam pertemuan itu, Lukman mengusulkan agar program pendalaman bahasa Arab di Al-Azhar dipindahkan ke Indonesia.
 
Dalam keterangan Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Kairo Kopri Nurzen yang diterima detikcom, pertemuan itu dilakukan di kantor Ahmed Al-Thayeb di Kairo, Mesir, Senin (25/7/2016). Berbagai isu yang menyangkut hubungan kedua negara, khususnya isu-isu keagamaan dan pendidikan dibahas dalam agenda itu.
 
Kepada Lukman, Ahmed Al-Thayeb meminta daftar nama seluruh mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir beserta keterangan sumber dana atau lembaga pemberi beasiswa masing-masing. Hal itu, menurutnya untuk mencegah aliran dana dari lembaga yang dapat mengarahkan mereka kepada pemahaman radikal.
 
Menteri Lukman menanggapi positif permintaan Ahmed Al-Thayeb tersebut. Menurutnya itu sejalan dengan kesepakatan antara Al-Azhar dan Kementerian Agama RI. Dia selama ini mewajibkan adanya surat pengantar dari Kemenag RI bagi setiap mahasiswa yang ingin belajar di Al-Azhar. Hal itu menurutnya akan memudahkan pendataan seluruh mahasiswa yang belajar di Al-Azhar. 
 
Pada kesempatan itu Ahmed Al-Thayeb juga menegaskan bahwa kampus Al-Azhar tidak akan menerima seorang pun yang mendaftar tanpa ada rekomendasi dari Kemenag RI.
 
Dalam pertemuan tersebut menteri Lukman juga memberi usulan terkait program pendalaman bahasa Arab pra kuliah yang dalam beberapa tahun terakhir diberlakukan bagi para mahasiswa asing di Kairo sebelum masuk bangku kuliah. Dia meminta agar pelaksanaannya dapat dilakukan di Indonesia. Dia menjelaskan, usulannya itu untuk mengefisienkan waktu dan dana yang akan digunakan oleh para calon mahasiswa, khususnya yang berasal dari Indonesia. 
 
Grand Sheikh Al-Azhar menyambut baik usulan tersebut dengan menawarkan dua opsi yang dapat dijalankan Kemenag RI. Pertama, Al-Azhar memberikan pelatihan bagi para pelatih (training of trainer) dari para alumni Al-Azhar yang berada di Mesir dan opsi kedua Kemenag RI mengirimkan para pelatih dari Indonesia ke Mesir untuk dilatih oleh para pakar dari Al-Azhar untuk selanjutnya melatih para calon mahasiswa di Indonesia.
 
Pada kesempatan tersebut, dibahas pula pengelolaan asrama yang dihibahkan Indonesia. Menteri Lukman menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia menyerahkan pengelolaannya kepada Al-Azhar, dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan tempat bagi mahasiswa Indonesia.
 
Menanggapi hal tersebut, Grand Sheikh Al-Azhar menyampaikan bahwa sebaiknya asrama tersebut hanya diperuntukkan bagi mahasiswa Indonesia saja. Menurutnya, pembauran penghuni asrama dari mahasiswa Indonesia dan Mesir seperti pada pembicaraan awal saat ini belum memungkinkan. Penetapan nama-nama dan kriteria penghuni asrama diserahkan sepenuhnya kepada pihak Indonesia.
 
Grand Sheikh Al-Azhar menambahkan, saat ini juga sedang berjalan pembangunan asrama bagi mahasiswa asing dengan target kapasitas 40.000 orang di kawasan pembangunan kota baru New Cairo. Dalam tahap awal akan dikejar pembangunan untuk 10.000 orang yang diperkirakan selesai dalam dua tahun ke depan. 
 
Di akhir pertemuan, menteri Lukman menyampaikan apresiasi atas pengiriman misi Al-Azhar guna mendukung program bahasa Arab dan ilmu keislaman di sejumlah pesantren dan universitas Indonesia. Menurutnya program Al-Azhar tersebut sangat membantu peningkatan kualitas pengajaran di lembaga-lembaga tersebut. Apresiasi dan terima kasih juga disampaikan kepada Al-Azhar dan pemerintah Mesir atas bantuan dan kontribusinya dalam mendidik putra-putri Indonesia.
 
Sebelumnya (24/7), menteri Lukman juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Wakaf Mesir Mochtar Gomaa dan membahas sejumlah isu antara lain terkait kerja sama penyebaran pemikiran Islam moderat dan memerangi pemikiran radikal dan terorisme. Menteri Wakaf Mesir juga mengundang Indonesia untuk berpartisipasi pada seminar internasional terkait isu terorisme yang akan diselenggarakan dalam beberapa bulan mendatang.
 
Saat ini terdapat sekitar 3.000 mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar, umumnya mengambil jurusan keagamaan. Pada tahun ini lebih dari 700 calon mahasiswa baru akan belajar di Al-Azhar. Sebagian mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar mendapat beasiswa dari lembaga Al-Azhar, Kementerian Wakaf Mesir dan Rumah Zakat Kuwait. [P]
 
Sumber Detik.com