Sosmed Bikin Remaja Perempuan Tumbuh Tak Bahagia

Selasa, 20 Maret 2018

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Keluarga di zaman digital ini dituntut harus lebih selektif dalam mendidik anak. Terutama dalam memberikan mereka permainan.

Anak zaman now begitu dekat dengan gadget. Ini sebenarnya bahaya jika tidak mendapatkan pengawasan ketat dari keluarga.

Dan lebih mengejutkan lagi, yakni hasil penelitian dari Universitas Essex dan University College London, Inggris, anak pemermpuan yang sudah mengenal gadget sejak usia 10 tahu cenderung tidak bahagia saat mereka masuk usia remaja.
Dalam penelitian ini, media sosial dianggap punya dampak negatif lebih besar pada kebahagiaan anak perempuan.

Kesimpulan ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di universitas itu.

Anak perempuan menghabiskan waktu jam atau lebih di media sosial sejak usia 10 tahun, menunjukkan rendahnya kebahagiaan pada saat mereka mencapai usia 15 tahun.

Data survei antara tahun 2009 dan 2015 terhadap 9.859 remaja Inggris berusia 10 sampai 15 tahun tersebut, juga menemukan fakta bahwa anak perempuan menggunakan media sosial lebih banyak dibanding anak laki-laki.

Saat berusia 13 tahun, sekitar setengah dari anak perempuan yang disurvei menggunakan media sosial selama lebih dari satu jam per hari pada hari sekolah (Senin sampai Jumat), sementara anak laki-laki hanya sepertiganya.

Pada usia 15 tahun, anak perempuan masih menjadi pengguna yang lebih aktif dibandingkan anak laki-laki. Sekitar 59 persen anak perempuan berinteraksi di media sosial selama satu jam atau lebih setiap hari, sementara anak laki-laki 46 persen.

Kebahagiaan Remaja Turun

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Kesehatan Masyarakat BMC ini menemukan bahwa tingkat kebahagiaan, baik anak laki-laki maupun perempuan, menurun sepanjang masa remaja mereka. Namun penurunan pada anak perempuan lebih besar.

Para peneliti menemukan bahwa sepanjang masa remaja nilai kebahagiaan remaja putri turun hampir tiga poin dari 36,9 menjadi 33,3, dan pada remaja putra turun dua poin dari 36,02 menjadi 34,55.

Penilaian tingkat kebahagiaan ini dilakukan berdasarkan berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk keluarga dan sekolah. Para remaja yang disurvei juga mengisi kuesioner "kelebihan dan kekurangan" untuk mengukur aspek negatif kebahagiaan seperti masalah emosional dan perilaku.

Dr. Cara Brooker, salah satu anggota penelitian mengatakan, "Temuan kami menunjukkan bahwa penting untuk memantau interaksi awal dengan media sosial, terutama pada anak perempuan, karena hal ini dapat berdampak pada kesejahteraan di masa remaja dan mungkin sepanjang masa dewasa."