Imam Besar New York Asal Sulsel Bangun Pesantren Pertama AS

Kamis, 19 April 2018

Imam Besar Masjid Raya New York asal Indonesia Shamsi Ali berencana membangun pesantren pertama di AS.

GILANGNEWS.COM - Imam Besar Masjid Raya New York, Amerika Serikat Muhammad Shamsi Ali berencana membangun pesantren Nusantara Madani. Pesantren itu akan dibangun di atas lahan seluas 7,5 hektare di New York.

"Lokasi itu sudah kita miliki di daerah pertengahan kota New York dan Boston," kata Shamsi saat melaporkan rencana tersebut ke Menteri Sosial Idrus Marham di Gedung Kemensos di Jakarta, Kamis (19/4).

Pembangunan pesantren tersebut, kata Shamsi, adalah salah satu langkah untuk menunjukkan kepada masyarakat non-Muslim di AS tentang Islam yang sebenarnya.

Menurut Shamsi, usai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, tingkat prasangka dan diskriminasi pada Islam alias Islamofobia semakin tinggi. Alhasil, banyak kesalahpahaman kecil yang menjadi persoalan antarumat.

"Sering saya sampaikan kepada non-Muslim di sana, kami di sini bukan untuk mengislamkan Anda, tetapi kami hanya berkewajiban menyampaikan Islam apa adanya. Anda mau terima atau tidak, itu adalah hak anda," kata Shamsi

Shamsi yang telah berdakwah di Negeri Paman Sam selama 21 tahun itu menyebut perjalanan penyampaian ajaran Islam dan kebenarannya sudah cukup baik di AS. Meski begitu, kerap kali tetap terjadi tantangan tergantung situasi dan kondisi setempat.

Ia menyebut, Nusantara Madani nantinya bakal jadi pesantren pertama di negeri paman sam itu.

Shamsi optimistis pesantren beranggaran US$10 juta itu akan menjadi pusat pendidikan Islam yang cukup baik, terlebih karena lokasinya yang berdekatan dengan kampus-kampus terkenal di AS. Sebut saja Harvard University, Boston University, Yale University, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Shamsi melanjutkan, alasan pembangunan pesantren juga untuk menghilangkan stereotip di AS bahwa Islam itu Timur Tengah. Oleh sebab itu, Shamsi ingin menyampaikan bahwa Islam bersifat universal untuk semua manusia.

"Jadi jangan dikaitkan dengan Timur Tengah saja. Timur Tengah itu kan identik dengan konflik dan kekerasan. Kita tidak ingin Islam selalu dikaitkan dengan hal seperti itu," kata Shamsi.

Melalui pesantren itu, Shamsi juga ingin mengenalkan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, sekaligus destinasi pariwisata. "Karena yang di kenal di luar negeri hanya Bali saja," ujarnya.

Pesantren yang juga untuk tempat pembinaan imam dan da'i itu akan dibangun di gedung bekas peternakan ayam. Setelah renovasi, sebagian area gedung bisa digunakan untuk para santri belajar sekira bulan Juli-Agustus 2018 mendatang.

"Untuk jangka panjang, kami akan bangun gedung baru dengan desain karakter keindonesiaan. Misal, desain asrama santri bergaya rumah minang karena memang tujuan jangka panjang adalah menjelaskan islam yang universal," kata Shamsi.

Idrus pun menanggapi baik rencana Shamsi dan yayasannya dalam membangun pesantren berkapasitas ribuan orang itu. Idrus mengibaratkan peran Shamsi tak ubahnya seorang duta besar (dubes).

"Pak Shamsi sebagai 'dubes' Indonesia yang ada di sana. 'Dubes' dalam tanda kutip karena kehadiran beliau disana justru punya misi. Bukan hanya misi sebagai pejuang Islam tapi juga sebagai anak bangsa yang mengabdi," kata politikus Partai Golkar itu.