Uji kemampuan PPRC, prajurit TNI latihan di sarang buaya

Rabu, 02 Mei 2018

Panglima TNI buka latihan Markas Komando PPRC di Malang.

GILANGNEWS.COM - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan mengirimkan prajurit PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI ke sarang buaya guna melatih kemampuan tempurnya. Sebuah skenario disiapkan dalam latihan lapangan dengan melibatkan ribuan personel.

"Kita akan menerjunkan pasukan di tiga spot yaitu di Slaru, Timika dan Morotai. Dalam skenario ini, kita asumsikan ada ancaman di tiga wilayah yang saya sebutkan tadi, dan PPRC kita coba untuk bisa menyelesaikan sesuai dengan tugas pokoknya," kata Panglima Hadi di Markas Divif 2 Kostrad, Singosari, Kabupaten Malang, Senin (30/4).

"Slaru adalah medan di sana menurut informasi masih banyak binatang-binatang buas, seperti buaya. Itu yang jadi permasalahan, dan kita pilih di sana juga karena masalah air yang juga menjadi kendala," sambungnya.

Usai latihan Mako akan dilanjutkan Latihan Lapangan untuk penindakan terhadap ancaman yang timbul di daerah konflik (troublespot). Latihan lapangan akan dilaksanakan pada Mei dan Juni 2018 dengan sebuah skenario latihan dengan melibatkan 1.620 personel penyelenggara dan pendukung 6.398 personel dan pasukan PPRC.

"Kita tidak boleh mundur, tetap harus menjalankan kegiatan di sana, bagaimanapun harus bertempur. Prajurit harus bisa menyelesaikan masalah sendiri. Kalau kita bertempur mencari daerah yang sudah tersedia kebutuhan kita, kita tidak terlatih. Kita harus terlatih di wilayah-wilayah seperti itu," terangnya.

Tidak hanya itu, kata Hadi, pasukan juga akan dibawa ke wilayah utara di Morotai. Lokasi dan tantangan tidak jauh berbeda dengan wilayah Slaru. Pasukan akan mendapat tantangan menyelesaikan permasalahan yang mengancam NKRI.

"Timika banyak rawa-rawa dan tentunya banyak buaya," tegasnya.

Latihan dibutuhkan untuk kesiapsiagaan operasi guna meningkatkan kemampuan tempur, sehingga mampu merespon setiap ancaman serta kontinjensi yang terjadi. Apalagi PPRC TNI memiliki tugas pokok sebagai penindak awal terhadap berbagai kondisi yang terjadi di seluruh wilayah NKRI.

"Sehingga harus melatih , melaksanakan pertempuran di seluruh Indonesia dan tentunya topografinya berbeda," tuturnya.

Selain itu, latihan PPRC satunya untuk persiapan mengamankan Pemilu. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, TNI akan mem-backup pengamanan yang dilakukan oleh Kepolisian.

Hadi mengatakan, latihan alam rangka untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit. Sehingga apapun jenis tantangannya bisa ditangani secara baik dan sesuai dengan prosedur.

"Latihan-latihan yang kita lakukan ini untuk meningkatkan profesionalisme TNI. Kita harus profesional. Setelah itu kita diminta bantuan Polri tidak ada masalah. Mau bentuk apa saja, itu kita bisa memberikan dukungan pada TNI," katanya.

Khusus terkait dengan pengamanan Pemilu, TNI juga telah membangun kesepahaman dengan kepolisian. Kesepahaman tersebut sudah ditandatangani oleh masing-masing pihak.

"TNI sudah membuat MOU dengan Polri yang saya tandatangani ketika melaksanakan Rapim TNI 2018. Tujuannya adalah TNI membantu Polri dalam hal pengamanan Pemilu.

"Sehingga bentuk pengamannya nanti apa saja, itu tergantung dari model-model ancamannya yang dihadapi kepolisian. Itu juga yang akan kita lihat," tegasnya menambahkan.