Hingga November, Defisit Anggaran Cuma 1,95 Persen dari PDB

Kamis, 06 Desember 2018

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut defisit anggaran masih terjaga di bawah asumsi karena pemerintah berhasil memaksimalkan keran penerimaan negara.

GILANGNEWS.COM - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 hingga 30 November 2018 baru mencapai Rp287,9 triliun atau sekitar 1,95 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Posisi defisit anggaran ini masih lebih rendah dari asumsi awal APBN 2018 sebesar 2,19 persen dari PDB. Begitu pula dengan asumsi pertengahan tahun kementerian yang berubah menjadi 2,12 persen dari PDB. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit anggaran masih terjaga di bawah asumsi karena pemerintah berhasil memaksimalkan keran penerimaan negara, baik dari pajak maupun penerimaan lainnya. 

Hingga 30 November 2018, total penerimaan negara mencapai Rp1.654,5 triliun atau 87,3 persen dari target Rp1.894,7 triliun. Sementara belanja negara sebesar Rp1.942,4 triliun atau sekitar 87,5 persen dari target Rp2.220,7 triliun. 

Ia bilang, hal ini tak lepas dari pengaruh kondisi ekonomi global sepanjang tahun ini, seperti kenaikan harga minyak mentah dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah. 

"Defisit lebih baik karena penerimaan cukup kuat. Proyeksi kami, defisit akhir tahun kemungkinan di bawah angka saat ini, mungkin sekitar 1,86-1,87 persen dari PDB," ujar Ani, begitu ia akrab disapa, di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12). 

Bersamaan dengan defisit anggaran yang lebih rendah dari asumsi, keseimbangan primer juga mencatatkan defisit yang rendah dari asumsi awal APBN 2018. Keseimbangan primer sebesar Rp36,8 triliun per akhir bulan lalu. Sementara asumsi awal mencapai Rp87,3 triliun. 

"Outlook kami, keseimbangan primer hanya sekitar Rp15 triliun. Ini merupakan angka keseimbangan primer yang jauh lebih rendah dibandingkan lima tahun terakhir," katanya. 

Sementara untuk tahun depan, defisit anggaran dibidik di angka 1,84 persen dari PDB dan defisit keseimbangan primer sebesar Rp21,3 triliun.