Nasional

Cerita Kawin Kontrak Pria Timur Tengah dan Eneng di Kota Bunga, Satu Umur 54 Tahun, Satu Lagi Usia 1

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Kisah kawin kontrak di Kota Bunga Cipanas, Cianjur, dilakukan gadis-gadis dengan pria keturunan Timur Tengah. Kini praktik itu tak boleh lagi dilakukan.

“(Saya manggilnya) Habib. (Dia panggil saya) Eneng,” tutur Ungu, bukan nama sebenarnya, menceritakan panggilan antara dia dan suami kontraknya itu.

Saat kawin kontrak dilakukan, umur Ungu masih 17 tahun. Saat ini di 2021, umur Ungu masih 21 tahun.

Ungu mengisahkan, Habib atau pria Timur Tengah yang kawin kontrak dengannya itu kira-kira berusia 54 tahun.

Dia tidak pernah berusaha mencari tahu tentang hal-hal pribadi Habib kawin kontrak itu.

“Nggak. Kan waktu itu aku masih polos kan. Nggak tahu apa-apa baru 17 tahun,” kisahnya.

Dia mengaku diajak teman sekolahnya yang sudah punya pengalaman kawin kontrak sebelumnya di kawasan Kota Bunga Cipanas.

Butuh waktu sekitar seminggu bagi Ungu untuk pikir-pikir sebelum akhirnya mengiyakan ajakan kawin kontrak tersebut.

Ketika dia mengiyakan, tak butuh waktu lama akhirnya kawin kontrak itu terjadi.

Dalam program Sudut Pandang yang dilansir dari Detik.com, menurut Ungu, Habib kawin kontrak ini tinggal di Kota Bunga.

Namun ketika menjalani hari-hari kawin kontrak, mereka berdua tinggal di kawasan Green Apple.

Kawin kontrak juga butuh akad sebagai tanda resminya. Saat akad, Ungu mengisahkan tidak ada perjanjian tertulis antara kedua belah pihak.

“Nggak ada perjanjian sih di situ. Nggak ada di atas materai atau apa-apa,” ungkapnya.

Dalam akad nikah kawin kontrak Ungu dengan Habib, hadir pula sejumlah orang yang mengaku keluarga, penghulu, saksi, maupun wali.

Tapi dalam kawin kontrak hal itu cuma kamuflase belaka alias palsu.

“Kayak kawin biasa saja, kayak nikah biasa gitu kan. Cuma sama ada orang tua-orang tuanya gitu. Orang tua bohongan. Ada orang tua bohongannya juga. Ada wali juga, ada amil. Ada saksi juga, gitu,” ungkap Ungu.

“Bahwa saya mengantarkan anak saya, tidak disebutin namanya kan ya, untuk di atas namakan kawin kontrak selama satu minggu. Mau ngambil apa, hp, motor, mobil, atau rumah,” katanya.

“Cuma saya berpikir nanti di belakangnya nanti ada tuntutan, saya nggak mau sampai keluarga saya tahu. Makanya dari situ saya uang tunai saja bagaimana? Ya, udah katanya uang tunai. Akad Rp 5 juta. Uang sehari-hari Rp 500 (ribu). Uang talak Rp 8 juta,” lanjutnya.

Setelah akad kawin kontrak, Ungu menuturkan mereka melakukan hal selayaknya pasangan yang baru saja menikah.

Mulai dari urusan ranjang, bersih-bersih rumah, sampai menyiapkan makanan dilakukan semua oleh Ungu.

“Jadi kalau diibaratkan si cowoknya pengen ada yang nyiapin makanan, diibaratkannya kayak gitu. Pendamping hidup sementara,” kata Ungu.

Soal urusan ranjang, Ungu mengaku tidak berani melawan permintaan Habib kawin kontrak.

Dia mendengar banyak cerita tentang perlakuan kasar yang diterima perempuan yang melakukan kawin kontrak karena menolak untuk berhubungan suami istri.

“Katanya sih ya kalau si cewek menolak kayak gitu disiksa habis-habisan, sampai ditendang, sampai dipukul sampai bagaimana gitu,” katanya.

“Terus ada juga yang sampai disiran air panas. Karena nolak pengen kayak gitu. Ada yang mainnya juga kasar katanya” kata Ungu menuturkan cerita cerita yang didengarnya.

Saat ini di Cianjur, kawin kontrak sudah cukup dikenal untuk mencari uang secara mudah bahkan oleh anak-anak kecil sekalipun.

“Jaminannya apa? Jaminan untuk yang tidak dibolehkan kawin kontrak di daerah kami jaminannya apa dari pemerintah? Bahkan yang kelas 4 SD saja sudah berani kawin kontrak,” katanya. 


Tulis Komentar