Politik

NasDem, PAN dan PPP Bisa Buat Poros Baru

Achmad Baidowi.

GILANGNEWS.COM - Poros partai besar seperti Gerindra-PDIP versus Golkar diprediksi akan terjadi di pilpres 2024. Ketua DPP PPP Achmad Baidowi tak ingin hajatan pilpres digiring pada dua poros itu. Sebab, di luar itu ada partai lain yang bisa membuat poros baru.

Dia mengatakan, gabungan NasDem, PPP dan PAN sudah bisa mengusung capres. Sebab, gabungan itu sudah mencukupi 20 persen kursi di parlemen sebagai syarat mencalonkan presiden. Belum lagi ada PKS dan Demokrat yang punya sikap politik lain.

"Kan Nasdem-PAN-PPP = 21 persen kursi toh? Bisa poros baru. Kenapa harus digiring ke dua poros? Belum lagi ada Demokrat dan PKS," katanya lewat pesan, Selasa (12/10).

Awiek menegaskan, PPP sendiri sejauh ini belum memikirkan pilpres. Partainya masih fokus pada konsolidasi internal. Ia menilai sah-sah saja soal capres yang sudah bermunculan dari parpol seperti Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto.

"Soal Prabowo dan Airlangga itu hak beliau ya untuk maju. Sah-sah saja pamer capres, toh negara demokrasi," ujar anggota DPR RI ini.

Awiek tidak berbicara lebih jauh berapa poros yang terbaik di pilpres 2024 nanti. Namun, dalam undang-undang dimungkinkan adanya tiga pasang calon presiden.

"Pilpres masih lama. Soal sikap PPP nanti lihat dinamika politik di lapangan. Saya hanya menggambarkan legalitas UU dan realitas politik," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno meyakini, Gerindra dan PDIP bakal berkoalisi di Pemilu 2024. Calon presiden dan calon wakil presiden yang bakal diusung yakni Prabowo dan Puan Maharani.

Adi meyakini, Gerindra bisa masuk ke semua parpol dalam upaya membentuk koalisi. Namun dia yakin, Gerindra akan tetap berkoalisi dengan PDIP.

"Tapi kalau melihat portofolionya bisa dikunci PDIP, karena kan Puan-Prabowo, atau Prabowo-Puan, kan begitu," ujar Adi saat dihubungi, Senin (11/10).

Adi mengatakan, pasangan Prabowo-Puan sangat mungkin berhadapan dengan capres dari Partai Golkar. Diketahui, Golkar dalam hasil Rapimnas menyatakan bakal menjagokan sang ketum Airlangga Hartarto menjadi calon presiden 2024.

"Golkar misalnya bisa masuk ke PKB dan Demokrat karena ketum mereka juga mengincar. Bahkan PPP juga di situ, kan mulai dijodoh jodohin tuh Airlangga-Cak Imin atau Airlangga-Suharso," ujarnya.

Adi menyebutkan, tiga partai yang secara tradisi memasang calonnya dalam setiap pilpres, termasuk nantinya di 2024.

Ketiganya yakni PDI-P, Gerindra dan Golkar yang saat ini merupakan tiga besar partai politik dengan jumlah kursi signifikan di parlemen.

"PDIP sudah bisa maju sendiri, Golkar dan Gerindra tinggal cari satu atau dua partai lagi untuk menggenapi ambang batas presiden, dan dua partai ini punya tradisi maju," jelasnya.

Adi mengatakan, partai lain di luar ketiga partai ini tentu akan kesulitan karena perolehan suara partai mereka kecil, dan elektabilitas ketum tidak signifikan.

Dia mencontohkan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tidak terlampau signifikan elektabilitasnya, hanya di kisaran angka 5 persen. Angka ini berbeda jauh dengan Prabowo.

"Airlangga boleh kecil elektabilitasnya, tapi partainya besar, artinya ada bargaining position. AHY serba tanggung, partainya juga tidak sampai dua digit, bargainnya itu tidak VIP, tapi kalau Golkar, PDIP, Gerindra, itu bargainnya VIP," jelas dia.


Tulis Komentar