Politik

Berita Khusus Pilgubri 2018 Bicara di Pentas Nasional, Firdaus-Rusli Bilang Riau Tempat Investasi Te

GILANGNEWS.COM - Riau merupakan salah satu provinsi terkaya dan strategis sebagai salah satu tempat investasi terbaik di Asia-Pasific. Secara georgafis termasuk dalam segitiga emas jalur perdagangan maritim. Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau juga merupakan tempat investasi terbaik di Asia Tenggara sekaligus merupakan etalase pencerminan provinsi Riau yang merupakan tempat yang tepat sebagai pusat pembangunan dan industri di Indonesia bagian barat. Riau sejak dulu terkenal dengan kekayaan alam dan mineralnya, dari hutan, migas dan yang terbaru adalah dengan munculnya potensi-potensi wisata yang dapat di eksplorasi dan dikembangkan di berbagai daerah di provinsi Riau.

Tak terlepas dari permasalahan-permasalahan mulai dari pemerataan tata ruang dan tata wilayah serta pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat yang masih menjadi 'PR' besar bagi pemerintah untuk terus ditingkatkan.

Ditahun 2018 ini provinsi Riau akan melaksanakan pemilihan kepala daerah. Salah satu yang menarik dari empat (4) calon yang maju untuk bertarung dalam kontestasi demokrasi di Riau pada Juni mendatang adalah dengan majunya Walikota 2 periode dipercaya sebagai memimpin Pekanbaru yakninya DR. H. Firdaus ST MT yang berpasangan dengan Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga Sekretaris Badan Pelaksana dan Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Jakarta yakninya H. Rusli Effendi SE., S.Pd.I.,M.Si.

Membangun provinsi dengan penduduk 6,18 Juta Jiwa merupakan tantangan tersendiri bagi Firdaus dan Rusli sekalipun tantangan bukan berarti merupakan hal yang berat kemudian harus dibiarkan, namun sebaliknya pasangan calon (Paslon) yang digadang-gadangkan sebagai calon kuat pengganti petahana ini tentu mempunyai langkah dan perencanaan dalam memimpin Riau lima (5) tahun kedepan.

Sebagaimana dalam salah satu program yang ditayangkan oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI) Nasional pada 19:00-21:00 Jumat malam (20 April 2018) dalam program acara Kupas Kandidat dengan tema Mengupas Asa Tentang Masa Depan Riau dan Indonesia, tayangan langsung berdurasi 120 menit ini menjadi ruang publik bagi paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Nomor Urut 3 DR. H. Firdaus MT dan H. Rusli Effendi M. Si untuk memberikan pemaparan tentang membangun bangsa dalam kontek lokal yakninya provinsi Riau.

Selain dipandu oleh dua orang pembawa acara program ini juga di hadiri oleh beberapa orang panelis yang sangat tepat dengan bidangnya.

Seorang panelis menambah meriahnya dialog dengan diawali dengan sebuah pantun singkat.

"Pulau Derawan di Kabupaten Berau, Kaki menteri digigit Pari, Kalau mau memilih pemimpin Riau, Tonton dulu Kupas Kandidat TVRI" begitu lah pantun yang dibawakan oleh Pakar Otonomi Daerah (OtDa) Djohermansyah Johan.

Pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau beberapa bulan menggantikan H. Annas Maamun yang tersandung kasus hukum, sudah barang tentu membuat Djohermansyah Johan sangat paham dengan kondisi Riau mulai kultur, struktur bahkan infrastruktur. Djoharmansyah mengajak Paslon untuk berbicara mengenai pendidikan yang merupakan persoalan serius yang dihadapi oleh Riau dari dulu hingga sekarang, baik disegi kualitas maupun kuantitas yang agak tertinggal dari provinsi tetangga ataupun skala nasional.

Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) adalah persoalan serius dalam pembangunan sebuah negara dan bangsa, karena output pembangunan merupakan cerminan dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada sebuah negara dan bangsa itu sendiri, maka yang terpenting adalah pendidikan berkualitas untuk ciptakan SDM yang berdaya saing. Dalam menyiapkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing juga terdapat beberapa aspek yang sangat perlu diperhatikan baik guru, anak didik serta pemerintah yang mempunyai kewenangan dalam usaha menciptakan suasana baru di dunia pendidikan sebagaimana disampaikan Paslon Firdaus-Rusli pada kesempatan pertama yang diberikan oleh panelis.

"Kata kunci pembangunan adalah persoalan daya saing daerah, maka kunci utamanya adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) setelah itu barulah infrastruktur dan pelayanan oleh pemerintah. Berkaitan dengan pendidikan ini bagaimana kita meningkatkan kualiatas pendidikan, untuk pendidikan Dasar (Red, SD,SMP) yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten/Kota dapat terselesaikan penyelenggaraan dengan baik tentu kita perlu bersyukur, namun untuk daerah yang kurang mampu untuk menyelesaikan persoalannya sendiri karena terkendala keuangan daerah, kita akan bantu dari alokasi keuangan provinsi sesuai aturan yang berlaku. untuk tingkat SMA/SMK yang dikelola oleh provinsi tentu perlu perhatian serius juga baik kualitas maupun kuantitas guru," ujar Firdaus.

Senada dengan Firdaus, Rusli Effendi yang merupakan seorang pendidik juga sangat mengerti dengan mirisnya kondisi pendidikan Riau saat ini dan beberapa tahun terakhir. Iya menjelaskan juga menjanjikan jika terpilih nanti sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat dan sebagai koordinator pemerintahan daerah akan memberikan perhatian khusus terhadap dunia pendidikan.

"Saya punya latar belakang seorang pendidik, sebagai koordinator pemerintahan daerah dan perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah nantinya tentu ada perhatian khusus juga yang harus diberikan terhadap para pendidik atau guru. meningkatkan kesejahteraan guru barangkali akan menjadi prioritas, sebagai tanggung jawab terhadap guru tingkat menengah (SMA/SMK) kita akan berikan honor guru dan beasiswa baik dalam maupun luar negeri untuk meningkatkan kualitas guru serta pelatihan-pelatihan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dasar dibidang pendidikan di Riau,'' ungkap Rusli.

Masih seputar kepiawaian kepemimpinan tapi agak berbeda dengan panelis sebelum, seorang pakar ekonomi Prof. DR. Firmansyah mencermati ironisnya kondisi Riau beberapa tahun terakhir, sebagai provinsi penyumbang devisa terbesar kelima (5) setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah, namun kondisi tersebut tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi yang hampir stagnan beberapa tahun terkhir dimana pertumbuhan ekonomi Riau di tahun 2015 di angka 2,22 %, tahun 2016 di angka 2,23 %,dan pada tahun 2017 diangka 2,71%. Membuktikan bahwa 2 sektor besar yakninya perkebunan dan migas tidak mampu membawa masyarakat kedalam ekspektasi memuaskan dalam tataran kesejahteraan. Kondisi tersebut seharusnya tidak saja menguntungkun untuk kondisi atau pertumbuhan ekonomi lokal saja namun akan berefek positif dan sebanding dengan kesejahteraan masyarakat tentunya. Tidak saja sektor besar seperti perkebunan dan migas yang merupakan sumber suplay-an devisa terbesar itu, Riau juga punya banyak sektor unggulan yang seharusnya tentu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal untuk kesejahteraan masayarakat banyak diantaranya sektor perdagangan dan pariwisata.

Menyikapi persoalan empiris diatas sebagai calon Gubernur Riau Firdaus sangat memahami kondisi yang dialami Riau sebenarnya meski beberapa bidang atau sektor ekonomi besar yang tadinya menjadi primadona namun sekarang sudah menurun dari segi hasil.

"Kita tahu kondisi minyak kita sudah mulai menurun, sumur baru tidak ada, sumur lamapun sudah kering begitu juga dengan sektor perkebunan Kelapa misalnya di Indragiri Hilir yang tadi nya sebagai hamparan kebun kelapa luas sekarang sudah memprihatinkan, perlu penanganan seperti replanting sehingga ada peningkatan baik kualitas maupun kuantitas, begitu juga dengan perkebunan kelapa sawit yang ada baik perkebunan swasta atau perkebunan rakyat yang selama ini hanya menghasilkan sampai tingkatan CPO, pengendalian harga yang perlu dikomunikasikan dengan kementerian terkait dan dunia usaha, kita berharap sentuhan tangan cerdas pemerintah sehingga ada nilai tambah bagi masyarakat, perlu peningkatan kualitas produksi, kita tidak bisa bertahan dengan kondisi sekarang makanya perlu ada value edit sehingga peningkatan kualitas guna kesejahteraan masyarakat banyak,'' papar Firdaus.

Selain pembenahan dan penataan ulang di sektor-sektor unggulan tersebut Firdaus juga menjelaskan beberapa sektor penting yang tidak kalah penting untuk di kembangkan dan diperhatikan yakninya perdagangan dan pariwisata.

"Di bidang atau sektor perdagangan misalnya kita perlu untuk memutus mata rantai, maksudnya adalah dengan membangun suport-system seperti jalur transportasi, jalan, jembatan, listrik, irigasi, pelabuhan dan lainnya sehingga komuditi-komuditi dari produsen dapat diterima lebih cepat oleh pasar atau konsumen sehingga ada value edit atau nilai tambah yang dapat diperoleh oleh masyarakat baik perdagangan mikro maupun perdagangan sekala besar, ini juga berlaku di sektor pariwisata sehingga destinasi-destinasi wisata didaerah yang telah lama ada namun belum terjamah dan di kenal dapat dikembangkan dan diperkenalkan,'' ungkap jebolan Caumlaude S-2 Institute Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor itu.

Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum provinsi Riau ini juga menjelaskan ada sektor perikanan baik ikan laut maupun ikan air tawar atau sungai untuk diperhatikan serta dikembangkan dalam rangka meningkatkan perekonomian. garis pantai yang begitu panjang merupakan peluang besar yang dapat dikembangkan.

"Dulu Bagansiapi-api itu penghasil ikan dan udang terbesar didunia, kita punya garis pantai lebih dari 3000 kilo, tentu banyak potensi yang dapat dikembangkan dan menghasilkan guna kesejahteraan masyarakat,'' tambah 'sang visioner' itu

Berbicara mengenai tatakelola pemerintahan daerah dalam hal ini provinsi sudah barang tentu kita akan dibawa hanyut untuk menyimak dialektika politik yang tidak lain dan tidak bukan adalah siapa dan bagaimana cara kepemimpinannya, pengelolaan dan pelaksanaan program dalam pencapaian visi yang diturunkan dalam bentuk misi dan program-program kerja tentu membutuhkan cost atau pembiayaan-pembiayaan yang diakibatkannya. Apalagi dengan angin segar akan meningkatnya iklim investasi di Riau dengan akan disahkannya rencana tata ruang dan tata wilayah provinsi Riau dalam waktu dekat ini. seiring dengan itu tentu juga akan dipertanyakan kesiapan Sumber Daya Manusia(SDM) untuk menyambut iklim atau suasana investasi baru yang lebih selektif tersebut

Integritas seorang aparatur permerintahan baik pemimpin ataupun pelaksana program semestinya sudah cukup cakap untuk menyambut perubahan-perubahan serta tantangan masa depan. Pemimpin misalnya, seperti yang kita ketahui beberapa Gubernur Riau yang tersangkut masalah hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)seperti di jelaskan oleh Ketua Divisi Koordinasi dan supervisi pencegahan KPK Asep Rahmat Swanda sebagai panelis ke tiga dalam acara 'Kupas Kandidat', asep juga menanyakan langkah 'the Doctor' dalam menyikapi hal tersebut.

"Pak Gubernur, kita sama-sama ketahui ini memang sangat syarat dengan masalah integritas dan kinerja, sebagaimana 3 orang gubernur dari 18 gubernur di Indonesia yang tersangkut masalah dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah gubernur Riau dan untuk pencegahan praktek-praktek korupsi dan sejenisnya itu, langkah apa yang akan bapak tempuh jika terpilih sebagai gubernur nanti..?". Tanya Asep penuh selidik

'Sang Inspirator' kelahiran Muaro Uwai 58 tahun yang lalu ini sangat tenang memberikan penjelasan tentang runtun dan flow dalam menjalankan roda pemerintahan sebagaimana pengalaman yang dilalui baik di 32 tahun sebagai pegawai (Dinas PU) ataupun 6 tahun memimpin Kota Pekanbaru.

"Sebagai Kepala Daerah terpilih nantinya Insya Allah, tentunya kita akan awali susun perencanaan-perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan prosedur atau tatakelola pemerintahan daerah yang terpenting adalah membangun sikap bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas. Intinya adalah memainkan peranan sesuai dengan wewenang dan tugas pokok sebagai pemimpin daerah (red, gubernur), sebagai perwakilan pemerintah pusat didaerah ataupun sebagai koordinator pemerintah daerah kota/kabupaten." ungkap Firdaus serius

Sedangkan Rusli melihat ada elemen penting secara internal pemerintahan yang akan bertugas sebagai pengawasan akan aparatur yakninya inspektorat daerah dalam menjaga integritas sehingga tidak adanya pegawai atau apartur pemerintahan yang menyeleweng atau melenceng.

"Sebagai pengawasan internal di eksekutif tentu kita perlu komitmen dalam menjalankan perencanaan-perencanaan semisal dalam menjalankan RPJMD dengan legislatif tanpa harus ada kongkalikong antara gubernur dan DPRD, tentu mencari orang-orang yang teruji integritasnya dalam menjalankan roda pemerintahan, yang tidak kalah pentingnya adalah moral yang baik, sehingga tidak ada aparatur-aparatur yang borok, karena Inspektorat itu sebagai organisasi yang dibentuk pemerintah dalam pengawasan tatakelola pemerintahan untuk mencari orang-orang yang tepat pada posisi yang tepat pula," tegas Rusli.

Berkenaan dengan 318 pengaduan di KPK merupakan kasus korupsi dan sebagian besar adalah kasus suap Firdaus juga menambahkan pentingnya sikap mental dan integritas sebagaimana trilogi yang di canangkan semenjak kepemimpinannya di kota Pekanbaru.

"Perlu ada revolusi mental dengan konsep Trilogi, Akhlak, Karakter serta Kualitas SDM". Sambut Firdaus Singkat.

Sisi penuh keikhlasan selalu terpancar dalam setiap jawaban-jawaban yang di berikan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Riau nomor urut 3 ini, kombinasi teknokrat dan religius ini merupakan pasangan yang tepat untuk nahkodai berlayarnya lancang kuning untuk lima (5) tahun kedepan dengan program yang begitu seimbang sesuai dengan harapan masyarakat Riau kedepan. pasangan yang juga merupakan perpaduan umara yang ulama dan ulama yang umara dirasa tepat sebagai cerminan melayu yang syarat dengan religiusnya penuh tata krama dan sopan santun.

Pada akhir sesi acara malam tersebut Firdaus menjelaskan tentang harapan besarnya akan masyarakat madani yang terbubuh dalam visi dan misi yang diusungnya.

"Kita berharap Riau madani, masayarakat yang madani, toleran, mengedepankan persatuan dan kesatuan, saling hormat menghormati dan harga menghargai, masyarakat yang maju, Agamis dan berperadaban. sebagai indikatornya adalah masyarakat yang religius, sehat, cerdas serta berakhlakul karimah", jelas Firdaus dengan mantap.


Tulis Komentar