Nasional

Ekonomi RI kuartal II-2016 melesat Lebih Tinggi

Gilangnews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,04 persen pada semester I tahun ini. Dimana, ekonomi kuartal II tumbuh 5,18 persen, lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya sebesar 4,92 persen.
 
Laju pertumbuhan dari kuartal I ke kuartal II mencapai 4,02 persen.
 
Kepala BPS Suryamin mengatakan realisasi pertumbuhan kuartal II disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya, penaikan harga komoditas nonmigas di pasar internasional. Pun harga minyak mentah Indonesia naik dari USD 30,2 per barel menjadi USD 42,13 per barel.
 
"Inflasi juga masih terkendali yaitu sebesar 0,44 persen hingga Juni 2016," kata Suryamin di kantornya, Jumat (5/8).
 
faktor lain, penurunan suku bunga Bank Indonesia dari 6,75 persen menjadi 6,5 persen. Realisasi belanja pemerintah sebesar Rp 474,28 triliun, meningkat dibanding realisasi belanja pemerintah di kuartal II-2015 sebesar Rp 384,74 triliun.
 
Adapula realisasi penanaman modal asing dan dalam negeri mencapai Rp 151,6 triliun. Meningkat 3,5 persen dan 12,3 persen ketimbang dibanding kuartal sebelumnya dan periode sama tahun lalu
 
"Adanya pergeseran panen raya tanaman pangan juga mempengaruhi," katanya.
 
Produksi mobil mencapai 316.351 unit, naik 10,96 persen dibanding kuartal sebelumnya. Dan, meningkat 13,36 persen dibanding periode sama tahun lalu.
 
Produksi semen sebesar 14,4 juta ton (naik 3,34 persen dan 7,82 persen). Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mencapai 2,67 juta (naik 2,15 persen dan 5,83 persen).
 
"Wisman berdampak ke beberapa sektor makanan dan transportasi. Pajak juga naik, cadangan devisa juga naik."
 
Secara global, laju pertumbuhan ekonomi beberapa negara juga memberikan pengaruh. Seperti ekonomi Amerika Serikat yang melambat 1,6 persen menjadi 1,2 persen, China yang perekonomiannya tetap 6,7 persen.
 
"Tapi Singapura ekonominya justru menguat dari 2,1 persen jadi 2,2 persen. Juga Korea selatan yang menguat dari 2,8 persen menjadi 3,1 persen," katanya.
 
"Harga beberapa komoditas pasar internasional pun menunjukan kenaikan, seperti kopi, kedelai dan minyak."
 
[P]
 
Sumber Merdeka.com


Tulis Komentar