TikTok Diblokir Setahun, Kasus Pembunuhan Remaja Jadi Pemicu

Ahad, 22 Desember 2024 | 18:59:06 WIB

GILANGNEWS.COM - TikTok dilarang selama satu tahun di Albania mulai awal tahun depan. Keputusan ini diambil setelah kasus pembunuhan seorang remaja pada bulan lalu yang memicu kekhawatiran tentang dampak media sosial terhadap anak-anak.

Dilansir dari Reuters, Minggu (22/12/2024), larangan tersebut merupakan bagian dari langkah pemerintah untuk meningkatkan keamanan di sekolah-sekolah.

Perdana Menteri Albania Edi Rama menyatakan hal ini setelah mengadakan pertemuan dengan kelompok orang tua dan guru dari berbagai daerah.

  • Baca Juga PLN Buka Suara soal Tuduhan Bayar THR Tak Sesuai Aturan
  • Baca Juga Tiang Listrik Tumbang, 15.900 Pelanggan PLN Alami Pemadaman
  • Baca Juga Keluhan! Arus Rendah, Pelanggan di Pelalawan Keluhkan Pelayanan PLN
  • Baca Juga PLN Bantu Pemerintah Memungut PPJ dan Tetap Berikan Pelayanan Maksimal Untuk Masyarakat Kampar
  • “Selama satu tahun, kami akan menutupnya sepenuhnya untuk semua orang. Tidak akan ada TikTok di Albania,” tegas Rama.

    Rama menyalahkan media sosial, khususnya TikTok, atas meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

    Keputusan ini muncul setelah seorang siswa berusia 14 tahun ditikam hingga tewas oleh teman sekelasnya pada November lalu. Insiden tersebut dilaporkan dipicu oleh pertengkaran yang terjadi di media sosial. Media lokal juga mengungkap, video-video mendukung aksi kekerasan tersebut beredar di TikTok, yang memperburuk situasi.

    “Masalahnya bukan anak-anak kita, tetapi kita sendiri, masyarakat kita, TikTok, dan aplikasi lain yang telah menyandera anak-anak kita,” kata Rama.

    Beberapa negara Eropa, seperti Prancis, Jerman, dan Belgia, juga telah memberlakukan pembatasan terhadap penggunaan media sosial oleh anak-anak. Sementara itu, Australia menerapkan salah satu peraturan terketat di dunia pada November, melarang sepenuhnya akses media sosial untuk anak-anak di bawah usia 16 tahun.

    Sementara itu, TikTok menyatakan pihaknya sedang mencari kejelasan lebih lanjut dari pemerintah Albania mengenai larangan tersebut.

    “Kami belum menemukan bukti bahwa pelaku atau korban memiliki akun TikTok. Beberapa laporan justru menunjukkan  video terkait insiden tersebut diunggah di platform lain, bukan TikTok,” ujar juru bicara TikTok terkait aturan platformnya dilarang di Albania.

    Halaman :

    Terkini