Nasional

Redam Efek Corona, Airlangga Minta Bank Turunkan Bunga Kredit

Menko Airlangga meminta perbankan nasional turunkan suku bunga kredit dan percepat KUR agar menjadi stimulus ekonomi di tengah virus corona.

GILANGNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para perbankan nasional segera menurunkan tingkat suku bunga kredit dan mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Langkah tersebut diperlukan agar  dampak virus corona ke ekonomi dalam negeri bisa diredam.

Menurutnya, tingkat bunga kredit bank perlu segera turun karena pemerintah telah meluncurkan paket stimulus ekonomi di tengah tekanan virus corona kepada dunia usaha dan masyarakat. Stimulus itu diberikan dalam bentuk insentif fiskal dan ekonomi riil.

Kemudian, di sisi moneter, Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan tingkat suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR). Selain itu, bank sentral juga telah melonggarkan batas cadangan kas bank di BI atau yang dikenal dengan istilah Giro Wajib Minimum (GWM).

Tak ketinggalan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberi pelonggaran tingkat kolektabilitas bank atas kualitas dari kredit yang mereka salurkan ke debitur. "Harapannya transmisi penurunan suku bunga BI bisa dirasakan oleh masyarakat (melalui bank)," ungkap Airlangga, Kamis (5/3).

Sementara dari sisi KUR, Airlangga ingin bank mempercepat penyaluran program kredit tersebut agar langsung mengena ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pemerintah sendiri sudah menurunkan tingkat bunga KUR menjadi 6 persen.

Lalu, turut menaikkan alokasi penyaluran KUR menjadi Rp190 triliun pada tahun ini. Selain itu, pemerintah juga sudah merancang penyaluran KUR ke sektor-sektor prioritas, sehingga bank diharapkan bisa mempercepat implementasinya.

"Salah satu program pemerintah adalah replanting (perkebunan sawit), ini didorong agar diprioritaskan (mendapat KUR dari bank). Ini perlu didorong dalam situasi ini agar likuiditas ke masyarakat dan UMKM dilakukan," ujarnya.

Lebih lanjut, Airlangga ingin bank turut memainkan peran sebagai pemberi stimulus agar seluruh kalangan masyarakat dapat bergerak di tengah tekanan ekonomi dari wabah virus corona. Khususnya, para usaha kecil berbasis ekspor, substitusi impor, hingga kluster prioritas.

"Termasuk value chain dan kluster industri dari whole seller dan ritel, perlu diperhatikan. Sebab jadi backbone perekonomian nasional. Sekitar 56 persen ekonomi (Indonesia) berbasis konsumsi dalam negeri," terangnya.

Penyebaran virus corona telah membuat sektor ekonomi melemah. Berbagai lembaga internasional pun meramalkan ekonomi dunia dan sejumlah negara akan menurun akibat tekanan ini.

Tak ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia terperosok jauh, pemerintah pun mengambil berbagai kebijakan untuk menopang perekonomian. Salah satunya dengan paket stimulus ekonomi berupa pengurangan pajak, diskon tiket, dan lainnya.


Tulis Komentar