Nasional

Target Jokowi Kemiskinan 0 Persen, Pengamat: Mimpi Ekonomi Meroket Dan Tol Laut Apa Kabar?

Ubedillah Badrun.

GILANGNEWS.COM - Target Presiden Joko Widodo ingin menurunkan kemiskinan ekstrem hingga 0 persen di 2024 dinilai terlalu muluk. Pasalnya masih ada tiga janji besar di periode pertama yang hingga saat ini belum tercapai.

Direktur Eksekutif Center for Social, Political, Economic and Law Studies (Cespels), Ubedilah Badrun mengingatkan bahwa semua janji-janji di sektor ekonomi di pemerintahan Presiden Jokowi sejak periode pertama hingga saat ini telah gagal tercapai. Sehingga menjadi lucu jika kemudian mantan walikota Solo tersebut kembali berjanji.

"Secara ekonomi Jokowi sesungguhnya dapat dinilai gagal, karena hampir semua mimpinya atau janji-janji ekonominya tak tercapai. Hal ini bisa dilihat dari data ekonomi saat ini," ujarnya, Minggu (8/3).

Setidaknya, analis sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini mencatat ada tiga janji Presiden Joko Widodo di sektor ekonomi yang layak dipertanyakan kembali, sebelum sang presiden membuat janji muluk lagi.

Pertama, janji Presiden Jokowi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen pada periode pertama. Faktanya tersendat diangka sekitar 5 persen dan cenderung berpotensi nyungsep ke 4 persen.

"Data impor jauh lebih besar dari ekspor, nilai ekspor mengalami penurunan kurang lebih 3 miliar dolar," sambung Ubed.

Selain itu, pendiri FKSMJ 1996 ini juga menyoroti tol laut yang diharapkan dapat menyumbangkan pendapatan negara.

"Tol laut hasilnya ternyata tidak sesuai yang diharapkan, justru sumbangannya pada pendapatan negara paling kecil dibanding jalur transportasi darat dan udara dalam konteks perdagangan antar pulau," ungkapnya.

Dengan demikian, kata Ubedilah, target Presiden Jokowi menurunkan kemiskinan hingga 0 persen sebatas mimpi di siang bolong yang tidak jelas kapan targetnya tercapai.

"Jadi sesumbar Jokowi menghilangkan kemiskinan sampai 0 persen itu bualan saja atau semacam ngigau di siang bolong. Kalau mimpi itu ya biasa saja, karena tidak jelas kapan targetnya itu terjadi dengan sejumlah indikator yang jelas," pungkasnya.


Tulis Komentar