Hari Perempuan Sedunia: Sejarah Hingga Isu Kesetaraan Gender
GILANGNEWS.COM - International Women's Day atau Hari Perempuan Sedunia hari ini menjadi sorotan. Google Doodle pun merayakan Hari Perempuan Sedunia pada tanggal 8 Maret 2020. Tidak hanya tokoh dunia, akan tetapi tokoh-tokoh perempuan hebat di Indonesia juga merayakannya.
Hari Perempuan Sedunia bermula dari aksi unjuk rasa di tahun 1909 dan kemudian dirintis oleh kaum sosialis di Amerikat Serikat. Tahun ini isu keseteraan wanita kembali diangkat.
Berikut seputar Hari Perempuan Sedunia 2020:
Sejarah
- Jasa Raharja Dukung Upaya Korlantas Polri Tangani Penggunaan Knalpot Brong
- Kecelakaan di Tol Pekanbaru-Bangkinang, Avanza Tabrak Mobil Travel yang Terbalik di Tengah Jalan
- Disambangi Formapam Pekanbaru, DPM-PTSP Riau Tegaskan Tolak Izin JP Pub dan KTV
- Administrasi PAW James Pasaribu masih Proses, Menunggu Surat Kemendagri
- 100 Ribu Keluarga di Pekanbaru Berpotensi Melahirkan Bayi Stunting
Sejarah Hari Perempuan Sedunia yang dikutip dalam situs Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) peringatan Hari Perempuan Sedunia ini dilakukan pertama kali pada 28 Februari 1909 di New York, Amerika Serikat untuk memperingati setahun berlalunya demonstrasi kaum perempuan setahun sebelumnya di New York.
Gerakan tuntutan hak oleh kaum perempuan tahun 1908 ini dilatarbelakangi oleh para pekerja pabrik garmen. Mereka menuntut hak berpendapat dan berpolitik.
Pada tahun 1910, organisasi sosialis internasional berkumpul di Kopenhagen untuk menetapkan Hari Perempuan. Usul ini disepakati oleh 100 perempuan dari 17 negara. Namun belum ditetapkan soal tanggal berapa hari tersebut diperingati.
Tahun berikutnya, Hari Perempuan Internasional ditandai pada 19 Maret dan diperingati di Austria, Jerman, Swis, dan Denmark. Lebih dari 1 juta perempuan dan laki-laki ikut terlibat.
Pada kurun waktu 1913-1914, Hari Perempuan Internasional dipakai sebagai gerakan penolakan Perang Dunia I. Di sejumlah negara Eropa, Hari Perempuan Internasional dipakai untuk memprotes perang dunia atau sebagai aksi solidaritas sesama wanita.
Pada tahun 1917, para perempuan Rusia memprotes perang dengan gerakan bertajuk 'Roti dan Perdamaian' pada hari Minggu terakhir di bulan Februari. Hari tersebut bertepatan dengan tanggal 8 Maret di kalender Masehi. 4 hari kemudian, Tsar Rusia memberikan hak untuk memilih untuk para perempuan.
Hingga akhirnya pada tahun 1975, untuk pertama kalinya PBB memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret. Sejak saat itulah pada tanggal ini diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional.
Google Doodle
Hari ini tepat pada 8 Maret 2020, Google Doodle tampak berbeda. Memperingati Hari Perempuan Sedunia, tampak gambar wanita dengan peran yang berbeda-beda. Meski wanita, tetapi keahliannya tidak berbeda dengan pria dan sama-sama memiliki peluang sukses di dalam pekerjaan apapun.
Isu Kesetaraan Gender
Di tahun 2020 ini Hari Perempuan Sedunia mengangkat isu #EachforEqual. Dalam situs resmi International Women's Day mengungkapkan alasan mengapa #EachforEqual menjadi isu yang kembali dibahas tahun 2020. Dalam situs tersebut dijelaskan "Dunia yang setara adalah dunia yang memungkinkan untuk melakukan apapun. Kesetaraan bukan hanya isu wanita tapi juga isu bisnis. Kesetaraan gender sangat penting untuk perkembangan ekonomi dan masyarakat. Dunia yang setara secara gender bisa jadi lebih sehat, kaya dan harmonis."
Hari Perempuan Sedunia merupakan hari dimana dirayakannya pencapaian wanita dalam berbagai bidang dari mulai sosial, ekonomi, budaya hingga politik.
- Deretan Tragedi Maut Kapal Selam di Dunia
- Hattrick, Aguero Bawa ManCity Menjauhi MU
- Wanita di Dubai Didenda Rp 1,9 Miliar, Nekad Telanjang di Depan Polisi
- Jarang Keramas Rambut Jadi Cepat Panjang?
- Sebanyak 270 Warga Palestina Luka-luka Saat Bentrok dengan Tentara Israel
- Jadi Pelatih, Xavi Janji Bawa Barcelona Menang Terus
Tulis Komentar