Riau

Ini Hasil Lengkap Analisa Ahli Geologi Soal Semburan Gas di Tenayan Raya Pekanbaru

Semburan gas di Pesantren Al Ihsan Boarding School telah merusak bangunan dan tanaman di sekitar lokasi.

GILANGNEWS.COM - Dosen Teknik Geologi, Universitas Islam Riau, Husnul Kausarian, Ph.D mengemukakan analisanya terhadap semburan gas yang terjadi di Pesantren Al-Ihsan, Tenayan Raya, Pekanbaru.

Terhitung sejak Kamis (4/2/2021) hingga hari ini, Rabu (10/2/2021), Husni mengatakan bahwa kejadian tersebut sejatinya merupakan fenomena alam yang terjadi di daerah yang kaya akan sumberdaya alam minyak & gas bumi (SDA Migas).

Husnul bersama Tim Geologi UIR; Adi Hm Idayrus, Dinas ESDM Provinsi Riau, dan Natural Gas Expert Zul Fikar, mengatakan secara umum wilayah Riau kaya SDA Migas. Riau terkenal sebagai daerah primadona penyumbang terbesar Migas dari zaman dahulu yang menopang pembangunan Indonesia. Karena daerah Riau merupakan bagian utuh dari Cekungan Sumatera Tengah (CST) yang dikenal sebagai Cekungan penghasil Migas yang besar.

Dari kondisi letak yang sangat strategis ini, bisa disimpulkan bahwa daerah di Riau memiliki kandungan migas yang besar.

"Kejadian munculnya semburan gas di daerah-daerah Riau sudah sangat sering kita dengar, bukan hanya di Pekanbaru, tapi sudah hampir merata di seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Riau. Sementara secara spesifik untuk daerah Tenayan Raya, Kota Pekanbaru ini sudah terjadi sebanyak enam kali. Untuk kawasan Pesantren Al-Ihsan merupakan kejadian yang cukup menarik perhatian, karena durasi yang lama dan kandungan gas yang cukup besar disertai dengan material yang terbawa akibat semburan gas yang terjadi di wilayah tersebut," cakapnya.

Menilik kepada proses terjadinya gas bumi, Husnul mengatakan, ada 5 syarat yang harus terpenuhi, pertama batuan induk haruslah batuan sedimen sebagau penghasil migas, kedua kondisi struktur migrasi yang memindahkan migas ke batuan reservoar, ketiga batuan reservoar haruslah berpori agar dapat menampung migas, keempat adanya jebakan hidrokarbon yang dapat mengurung migas, kelima adanya batuan penutup yang bersifat impermeabel alias tidak bisa ditembus oleh migas yang bersifat liquid/cair.

"Berdasarkan syarat ini, secara teori daerah di Pesantren Al-Ihsan ini memenuhi syarat untuk memiliki kandungan gas di bawah permukaannya. Ditambah secara geologi, Stratigrafi dan struktur geologi di bawahnya sangat mendukung adanya jebakan gas. Sebagaimana kita ketahui bersama, didaerah Tenayan Raya juga terdapat sumur gas aktif yang dikelola oleh kontraktor pelaksana," ujarnya.

Secara litostratigrafi yang diambil dari sampel lumpur yang terbawa oleh semburan gas ini, bisa disimpulkan bahwa material tersebut adalah jenis lumpur dan serpih yang berasal dari formasi Minas. Hal ini karena sampel lumpur/serpih tersebut tidak bereaksi terhadap larutan HCl (jika bereaksi maka sampel tersebut merupakan sampel karbonatan; berasal dari lautan).

"Material lumpur serpih ini disinyalir merupakan lapisan penutup gas bumi yang ada dibawah permukaan pesantren Al-Ihsan yang akhirnya terbuka saat proses pengeboran sumur bor di Pesantren tersebut," katanya.

Dari data kandungan gas yang sudah diukur (per 9 Februari 2021 pkl 10:00 WIB) dengan pengukuran dari jarak lebih kurang 10 meter dari sumur semburan, Husnul mengatakan, ditemukan diameter sumur akibat semburan gas menjadi 6.53 meter, tidak dijumpai kandungan yang berbahaya seperti batas ledakan (LEL) sebesar 0%, H2S 0%, Tinggi semburan 4 meter, Frekuensi semburan 18x semburan/menit, suara gemuruh: 76.1 db, material disemburkan: lumpur dan air dan Suhu ambient: 27 ?C.

"Namun begitu saya sangat menyarankan agar pengukuran ini dilakukan dengan metode Gas Sample Chamber (GSC) yang mengukur langsung gas dari semburan tersebut agar didapat hasil yang akurat, karena jika diukur dengan jarak tertentu, kita masih harus mempertimbangkan kontaminan/pengganggu yang ikut tercampur, sehingga akurasi dari pengukuran bisa berkurang," jelasnya lagi.

"Saya sempat melihat penampang seismik lokasi sumber gas di daerah Pesantren Al-Ihsan ini, terlihat bahwa sumber gas berada mulai dari kedalaman 150an meter, hal ini memperlihatkan bahwa dengan kedalaman galian sumur bor Pesantren Al-Ihsan tersebut memperlihatkan sudah dekat dengan sumber, ditambah dengan adanya sumur penggalian gas yang aktif di sekitar pesantren. tentu kita masih berharap, agar semburan gas di Pesantren Al-Ihsan merupakan bagian gas terperangkap yang sangat kecil, agar semburan tersebut bisa segera habis," harapnya.

Namun begitu, sangat perlu dilakukan mitigasi yang tepat, agar menghindari korban-korban akibat dari semburan gas ini. Sejauh ini tentu k semua pihak sangat berharap ini merupakan fenomena alam dengan kondisi gas yang merupakan shallow pocket saja, alias gas tipis yang wujud karena kondisi rawa.

"Namun begitu, aktifitas pemboran di sekitar kawasan ini perlu diperhatikan dengan seksama, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari," tukasnya.


Tulis Komentar