Dunia

Tentara Israel Tumbang Kena Kanker, Iron Dome Dituduh Senjata Makan Tuan

GILANGNEWS.COM - Sekelompok tentara Israel kini mengeluh terkena kanker setelah bekerja di sistem pertahanan anti-rudal Iron Dome. Laporan investigasi terkait hal ini dimuat oleh media setempat, Yedioth Ahronoth.

Menyadur Middle East Eye Jumat (30/04), Setidaknya 10 tentara Israel yang berusia 20-an dan 30-an mengatakan menderita kanker setelah bertugas di dinas militer unit Iron Dome.

Mereka menyebut Iron Dome yang bisa mencegat rudal jarak pendek, sebagai 'Toaster'. "Saat Anda berada di dekat radar, Anda benar-benar merasakan tubuh Anda mendidih dari dalam ke luar."

"Jika Anda mencoba membayangkan apa yang terjadi pada makanan saat berada di microwave, seperti itu. Anda merasakan panas datang dalam gelombang," kata Jonathan Haimovich, mantan tentara Israel.

Haimovich yang berusia 31 tahun telah bekerja di Iron Dome setelah hampir dua tahun bertugas di angkatan udara. Pada usia 22 tahun, dokter menemukan bahwa dia mengidap tumor.

“Sebuah bola di leher seukuran bola pingpong ada di arteri utama dan menyebabkan aliran darah saya terhenti. Saya menjalani kemoterapi dan radiasi,” katanya pada Yedioth Ahronoth.

Beberapa tentara mengajukan tuntutan hukum terhadap Kementerian Pertahanan Israel, namun Tentara Israel membantah hubungan antara layanan mereka di Iron Dome dan kanker.

Pada 2011, 240 tentara Israel memulai dinas mereka di Iron Dome, enam di antaranya menderita kanker setelah dibebaskan atau di akhir dinas, menurut laporan Yedioth Ahronoth.

Iron Dome dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Rafael. Sistem pertahanan ini dikerahkan untuk menembak dan mencegat rudal dan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju permukiman Israel.

Iron Dome juga dikerahkan di perbatasan dengan Lebanon dan Suriah, di Dataran Tinggi Golan yang diduduki di utara.

Ran Mazur, tentara Israel mengatakan ia diabaikan saat mengeluh tentang sakit di tubuhnya. "Di unit, mereka memanggil saya 'Whiner'," kata Mazur. Setahun setelah dibebaskan dari unit Iron Dome, ia didiagnosis kanker tulang.

Sementara itu, Shir Tahar mengatakan selama ada di Iron Dome, dia tak memiliki alat pelindung yang memadai.

“Kami tidak pernah dilindungi dengan peralatan radiasi,” ujarnya. Sepuluh bulan setelah pelayanannya berakhir, dia mulai menderita sakit di punggung bawah dan kaki serta didiagnosis dengan leukemia.

Livna Levy mengatakan bahwa anaknya, Omar Healy Levy didiagnosis kanker delapan bulan setelah dibebaskan dari militer dan meninggal dua tahun kemudian.

“Kami tidak percaya, kami tidak memiliki riwayat kanker dalam keluarga. Saya ingat akan mengunjunginya di pangkalan dan bertanya padanya, 'Bukankah berbahaya bahwa kamu begitu dekat dengan radar?' Sepertinya terlalu terbuka bagi saya,” kata Levy.


Tulis Komentar