Nasional

Sri Rabitah, TKW Indonesia yang Kehilangan Satu Ginjal di Qatar

Sri Rabitah saat menunjukkan hasil rontgent

GILANGNEWS.COM - Seorang tenaga kerja wanita asal Kabupaten Lombok Utara, Sri Rabitah, 25 tahun diduga kehilangan satu ginjalnya yang diduga tanpa sepengetahuannya saat bekerja di Doha Qatar, tiga tahun lalu. Ia mengetahui bahwa ginjalnya sudah tidak ada setelah menjalani rontgen Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara di Kota Tanjung. "Sepulang dari Qatar, pinggang kanan saya sakit," Senin 27 Februari 2017.

Tak hanya dari rontgen, Sri Rabitah juga menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sepekan yang lalu. Saat ini, Sri masih menjalani perawatan dan ada selang di dalam tubuhnya sepanjang satu meter. Dilansir tempo.

Sri Rabitah bercerita sekitar Juli 2014, dirinya bekerja di rumah keluarga Madam Gada, keluarga Palestina di Doha Qatar. Sehari kemudian, ia ditempatkan di rumah orang tua majikannya di lokasi yang berbeda. "Orang tuanya sakit-sakitan jalannya pincang," kata Sri Rabitah, warga Desa Akar-Akar Kecamatan Bayan Lombok Utara.

Tanpa menderita sakit, Sri Rabitah dibawa oleh saudaranya Madam Gada ke rumah sakit dan langsung diinfus walaupun ia menolaknya. Kemudian dipindahkan ke ruang operasi yang penuh peralatan gunting dan pisau. Seterusnya ia mengaku tidak sadarkan diri. "Sewaktu sadar, saya sudah penuh selang infus dan kencing darah lewat selang," katanya.

Setelah dari rumah sakit di Doha tersebut, ia dibawa ke kantor TKI Al Jazera. Di sana bertemu dengan dua orang pengurus TKI yang asal Indonesia. "Di kantor itu juga ada TKW yang mengalami perlakuan dipukuli," ujar Sri Rabitah yang kemudian selama tiga hari berturut-turut ia dibawa ke rumah majikan yang berbeda hingga tiga kali. Terakhir ia dipulangkan dan kemudian melaporkan dirinya ke kantor polisi di Surabaya.

Menurut Kordinator Wilayah Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran NTB Muhammad Saleh, pagi ini Sri Rabitah diajak menemui Bupati Kabupaten Lombok Utara Najmul Akhyar untuk memperoleh bantuan pengobatan. "Kami memohon bantuan perawatan medis," ujar Saleh.

Saleh berharap pemerintah daerah bisa membantu memberikan penanganan hukum melalui Kementerian Luar Negeri. "Kami menduga ada perbuatan kongkalikong. Harus ada kerja sama banyak pihak," ucap Saleh. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI), Lalu Muhammad Iqbal mengatakan siap membantu yang bersangkutan.

Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar menyatakan siap menerima kedatangan Sri Rabitah. "Ya kami sudah siap menerimanya jam 10 pagi ini," katanya.***


Tulis Komentar