Ekonomi

Per September 2018, Utang BUMN Mencapai Rp 2.488 Triliun

GILANGNEWS.COM - Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyatakan bahwa total utang perusahaan BUMN di bawahnya per September 2018 sebesar Rp 2.488. Utang tersebut meliputi 143 perusahaan BUMN di luar dana pihak ketiga dan dana premi di BUMN perbankan. Jika termasuk dana pihak ketiga dan premi, totalnya mencapai Rp 5.271 triliun. 

"Rp 5.271 triliun masih dikurangi ini dan itu. Kalau utang di luar DPK dan dana premi Rp 2.488 triliun," ujar Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro di kantor BUMN, Selasa (4/12/2018). 

Sementara itu, di sisi aset BUMN mengalami kenaikan dari Rp 7.200 triliun menjadi Rp 7.700 triliun. Dengan demikian, terjadi kenaikan aset lebih dari Rp 500 triliun hingga kuartal III. 

"Utang ini jadi seolah-olah mau kiamat saja. Itu aman karena ada asetnya," kata Aloysius. 

Sementara itu, utang di sektor riilnya sebesar Rp 1.950 triliun. Utang BUMN di sektor riil berupa utang pegawai, premi, hingga cadangan asuransi bagi pendiri. Adapun ekuitas seluruh BUMN Rp 2.414 triliun dan laba bersih hingga kuartal III 2018 sebesar Rp 79 triliun. 

"Di dalam utang ada utang berbunga kepada kreditur, dan ada dana pihak ketiga atau dana talangan dengan pemerintah, atau pegawai, dan sehari-hari itu bukan suatu yang perlu dikhawatirkan," kata Aloysius. 

Sementara untuk 2019, Aloysius tak dapat memastikan berapa banyak utang yang jatuh tempo dan BUMN mana saja yang harus membayar. 

Sebelumnya, dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, sejumlah BUMN memaparkan utang-utang perusahaan hingga kuartal III 2018. 

Di BUMN sektor keuangan, utangnya mencapai Rp 3.311 triliun dimana 74 persennya merupakan simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK). 

Sementara itu, utang BUMN sektor non keuangan mencapai Rp 1.960 triliun, di mana 26 persennya utang BUMN sektor listrik dan 27 persennya BUMN sektor migas. Sepuluh BUMN dengan utang terbesar yakni PT BRI sebesar Rp 1.008 triliun, Bank Mandiri sebesar Rp 997 triliun, PT BNI sebesar Rp 660 triliun, PT PLN sebesar Rp 543 triliun, PT Pertamina sebesar Rp 522 triliun, PT BTN Rp 249 triliun, PT Taspen sebesar Rp 222 triliun, PT Waskita Karya sebesar Rp 102 triliun, PT Telkom sebesar Rp 99 triliun, dan PT Pupuk Indonesia sebesar Rp 76 triliun.


Tulis Komentar