Dilanda Wabah Virus Corona, Singapura Potong Gaji Seluruh Pejabat Politik

Sabtu, 29 Februari 2020 | 10:28:12 WIB
Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Seluruh pejabat politik di Singapura akan menerima potongan gaji sehubungan dengan wabah virus corona. Hal ini dipaparkan oleh Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Jumat (28/2/2020).

Seperti yang diberitakan, Heng mengatakan bahwa keputusan ini telah dijamin oleh Presiden Halimah Yacob. Pemotongan gaji ini dilakukan untuk menghargai mereka yang berjuang di garis depan melawan virus corona.

Pemerintah Singapura memberikan apresiasi kepada petugas publik yang bekerja melawan corona seperti petugas kesehatan, Kementerian Kesehatan, Rumah Sakit Pemerintah, dan lembaga-lembaga lain yang turun langsung menangani wabah ini.

  • Baca Juga PLN Buka Suara soal Tuduhan Bayar THR Tak Sesuai Aturan
  • Baca Juga Tiang Listrik Tumbang, 15.900 Pelanggan PLN Alami Pemadaman
  • Baca Juga Keluhan! Arus Rendah, Pelanggan di Pelalawan Keluhkan Pelayanan PLN
  • Baca Juga PLN Bantu Pemerintah Memungut PPJ dan Tetap Berikan Pelayanan Maksimal Untuk Masyarakat Kampar
  • "Penghargaan yang diberikan berupa bonus gaji satu bulan," kata Heng.

    Selain itu, pengusaha properti seperti CapitaLand Ltd. dan Frasers Property Ltd. berjanji untuk menawarkan potongan harga kepada penyewanya. Tawaran ini dilakukan sebagai bagian dari paket stimulus anti-virus senilai 5,6 miliar dolar Singapura.

    Tindakan pembekuan pembayaran dan pemotongan bonus tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah Singapura ketika negara tersebut menghadapi wabah ini. Hingga saat ini, Singapura telah mengonfirmasi 96 kasus virus corona terjadi di negara tersebut.

    WHO memperingatkan kepada negara-negara anggotanya untuk bersiap akan kemungkinan munculnya virus corona covid-19. Hal ini terkait semakin banyaknya negara yang melaporkan kasus pertama virus corona yang terjadi.

    "Setiap negara harus siap untuk kasus pertamanya," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa. "Seharusnya tidak ada negara yang berasumsi tidak akan mendapatkan kasus (corona). Itu bisa menjadi kesalahan fatal, virus ini tidak mengenal perbatasan."

    Tedros mengatakan kekhawatiran terbesar sekarang adalah apa yang terjadi di luar China, di mana Brasil, Georgia, Yunani, Makedonia Utara, Norwegia, Pakistan dan Rumania mulai melaporkan kasus virus corona pertama mereka. Pada hari Rabu (25/2/2020), para pejabat WHO mengatakan jumlah kasus COVID-19 baru di luar China melebihi yang ada di dalam negeri untuk pertama kalinya.

    "Peningkatan kasus yang tiba-tiba di Italia, Republik Islam Iran dan Republik Korea sangat memprihatinkan," kata Tedros saat itu. "Dengan langkah-langkah yang tepat, ini dapat diatasi," katanya.

    Tedros menambahkan, bahwa negara-negara harus mulai memikirkan unit isolasi yang tepat, pasokan medis, dan peralatan vital lainnya.

    Terkini

    Komisi 1 Bongkar Dugaan Prostitusi Terselubung di SM Amin

    Selasa, 24 Desember 2024 | 03:20:00 WIB