Riau

Akhirnya Gubernur Riau Melenggang Menuju Kursi Golkar Riau

SYAMSUAR dan Arsyadjuliandi Rachman (Andi Rachman).

GILANGNEWS.COM - Kader Partai Amanat Nasional (PAN) Riau, Syamsuar, melenggang dengan mulusnya menjabat sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Riau.

Kepastian melenggang ini usai pesaingnya petahana (incumbent) Arsyadjuliandi Rachman (Andi Rachman) menyatakan mundur dari kompetisi perebutkan kursi Golkar Riau.

Mundurnya Andi Rachman tersebut melanggengkan tradisi sejak 2003 silam hingga kini, Gubernur Riau adalah Ketua DPD I Partai Golkar.

Anggota DPR RI sudah menjabat empat periode sejak 2004-2009 silam juga Korwil I Sumatera DPP Partai Golkar, Idris Laena, mengatakan, telah terjadi kesepakatan atau kompromi di antara kedua politisi berseteru di Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) 2018 silam ini.

"Pernyataan mundur tersebut langsung disampaikan Andi (Rachman) di depan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto," kata Korwil I Sumatera DPP Partai Golkar, Idris Laena, Rabu, 4 Maret 2020.

Hasil kompromi politik tersebut, kata Idris Laena, Andi Rachman mundur dari pencalonan Ketua DPD I Partai Golkar Riau.

"Musda yang seharusnya dilaksanakan akhir pekan lalu, 1-2 Maret 2020, kemungkinan akan digelar kembali," kata Idris Laena.

Keputusan itu diambil Gubernur Riau 2013-2018 ini demi masa depan partai Golkar.

"Kami patut mengapresiasi langkah Pak Andi Rahman, sudah sewajarnya diberi tempat terhormat di Partai Golkar nantinya. Kemungkinan Musda digelar 7-8 Maret 2020 mendatang,"

Dengan hanya tersisa satu calon saja, maka dengan sendirinya Musda akan berlangsung secara musyawarah, mufakat serta aklamasi mendudukkan pemilik Kartu tanda Anggota (KTA) PAN 0311.0003000.080654.1.17 ditandatangani Ketua DPD PAN Siak, Alfedri.

"Demi Partai Golkar, Pak Andi mundur dari pencalonan dan memberi kesempatan kepada Pak Syamsuar memimpin Golkar Riau lima tahun ke depan," tuturnya.

Sebagai Ketua Pemenangan Pemilu (PP) Sumatra 1-DPP Partai Golkar, tutur Idris, ia sangat bangga dengan kedewasaan berpolitik Andi Rachman.

Sebelumnya, pada Pilgubri 2018 silam, Syamsuar dipecat dari Ketua DPD II Golkar Siak karena melanggar perintah partai untuk mendukung Ketua DPD I Golkar Riau, Andi Rachman, sebagai calon Gubernur Riau.

Akhirnya, Syamsuar berduet dengan mantan Danrem 031/Wira Bima, Brigjen TNI Edy Natar Afrizal Nasution dengan mendapat dukungan dari PAN sebanyak 7 kursi, PKS dan Nasdem masing-masing 3 kursi.

Total pasangan ini cukup berlayar dengan syarat sangat minimal, 13 kursi. Ketika dicalonkan dari PAN, ada komitmen Syamsuar harus menjadi kader partai berlambang matahari tersebut.

Jaket PAN langsung disematkan Ketua Umum DPP Zulkifli Hasan dan KTA oleh Jon Erizal di Rumah PAN Jalan Arifin Achmad, awal Januari 2018.

Pengamat politik dari Universitas Riau, Tito Handoko mengatakan sebelumnya, Partai Golkar seharusnya tidak memberi ruang kepada 'politisi kutu loncat' dengan mudah dapat berpindah partai hanya memenuhi nafsu dan ambisi kekuasaan.

"Atau dalam bahasa sederhana mencukupkan 'perahu' untuk berlayar pada kontestasi Pilkada," tuturnya.


Tulis Komentar