Riau

April Riau Alami Deflasi, Ini Penyebabnya

Kepala BPS Riau Misfaruddin.

GILANGNEWS.COM - Pada April tahun 2020, provinsi Riau mengalami deflasi -0,26% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di level 103,18.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Riau, dari tiga kota IHK di Riau, terdapat dua kota yang mengalami deflasi yaitu Kota Pekanbaru -0,34% dan Kota Dumai -0,19%. Sementara Kota Tembilahan sebesar 0,43%.

"Inflasi gabungan dari tiga kota di Riau menunjukkan terjadinya deflasi sebesar -0,26% di Riau pada April 2020 sehingga inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,49%. Adapun inflasi secara year-on-year (yoy) tercatat sebesar 1,33%," ujar Kepala BPS Riau Misfaruddin, Selasa (5/5/2020).

Ia menjelaskan, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman tembakau yang mengalami deflasi sebesar -1,05 persen, diikuti kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -1,03 persen dan kelompok transportasi sebesar -0,31 persen.

"Di sisi lain lima kelompok mengalami inflasi, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,21 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok kesehatan dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya masing-masing sebesar 0,03 persen," cakapnya.

Sedangkan tiga kelompok lainnya, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran relatif stabil dibanding bulan sebelumnya.

Lanjut Musfaruddin, komoditas yang memberikan andil penurunan harga pada April 2020, antara lain cabai merah, daging ayam ras, biaya pulsa ponsel, ayam hidup, cabai rawit, angkutan udara, ikan tongkol, bawang putih, ikan patin dan cabai hijau.

"Sementara komoditas yang memberikan andil kenaikan harga, antara lain bawang merah, emas perhiasan, rokok putih, gula pasir, rokok kretek fiter, jengkol dan bayam," jelasnya.

Misfaruddin juga menyampaikan, dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, dua puluh kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar -0,92 persen, diikuti oleh Kota Gunung Sitoli sebesar -0,71 persen dan Kota Sibolga sebesar -0,66 persen.

"Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar -0,08 persen," cakapnya.


Tulis Komentar