GILANGNEWS.COM - Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J. Vermonte, menilai Partai Golkar merupakan partai yang kerap memberikan solusi teknokratis. Hal ini merujuk pada pidato yang disampaikan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto di acara HUT ke- 50 CSIS, Selasa (10/8).
"Kami di CSIS mengucapkan terima kasih atas pidato kebangsaan yang disampaikan Bapak Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bapak Airlangga Hartarto yang pada hemat saya mengafirmasi pandangan dan pengalaman Partai Golkar sebagai partai karya dan partai yang memberi solusi-solusi teknokratis untuk menuju jalan kesejahteraan. Baik melalui jalan politik, jalan ekonomi, maupun jalan solusi sosial yang tadi disampaikan", katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/8/2021).
Philips juga menyebut bahwa Partai Golkar dan CSIS memiliki kesamaan dalam menyongsong 2045. Hal ini meliputi pengembangan riset untuk membangun sumber daya manusia, serta aspek kesehatan.
"Kami mencatat apa yang diharapkan dan dipikirkan Partai Golkar kurang lebih serupa dengan apa yang dipikirkan oleh CSIS menuju Indonesia 2045. Bahwa seperti Partai Golkar, CSIS juga menaruh perhatian besar pada riset-riset mengenai pembangunan manusia. Dan karena pandemi, juga menyadarkan kita bahwa aspek kesehatan masyarakat penting," ungkapnya.
Ia juga menambahkan ekonomi yang berkelanjutan juga menjadi bagian penting dalam riset CSIS. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman teknologi dan penerapan pendidikan secara double track.
"Sustainable economy, green economy, circular ekonomi yang tadi disampaikan oleh Pak Airlangga juga merupakan bagian dari perhatian dan riset CSIS. Penguasaan teknologi, pendidikan yang dilakukan secara double track dan mewujudkan ekonomi inklusif yang menghindari ketimpangan dan juga mengurangi keretakan sosial," pungkasnya.
Sebelumnya, Airlangga membahas visi dan tantangan Indonesia menuju 2045 dalam pidato kebangsaannya. Ia menyampaikan tiga hal yang menjadi perhatian Partai Golkar untuk menghadapi Indonesia 2045.
"Untuk menghadapi Indonesia tahun 2045 ke depan, kita harus menghadapi berbagai tantangan atau megatrend untuk mewujudkan kesejahteraan, antara lain: perubahan iklim dan menipisnya sumber daya, perkembangan demografi (dan aging), urbanisasi, inovasi teknologi (digital) dan revolusi industri 4.0; dan kesempatan dan ketimpangan," ujar Airlangga.
"Setidaknya ada tiga pilar yang harus menjadi perhatian: Pertama, pembangunan manusia, ketahanan kesehatan, dan penguasaan teknologi. Kedua, pembangunan ekonomi yang berbasis kepada global value chain, peningkatan produktivitas, pengembangan blue economy, green economy dan circular economy yang mendorong pembangunan berkelanjutan secara inklusif. Ketiga, memperkuat ketahanan kohesi sosial dan tenun kebangsaan Indonesia," imbuhnya.
Lebih lanjut Menteri Koordinator Perekonomian ini menyampaikan Indonesia juga perlu membangun sistem kesehatan. Menurutnya, Indonesia harus belajar dari pandemi COVID-19 untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Adapun hal ini penting dilakukan, baik di hulu maupun di hilir.
"Kita harus membangun sistem dan fasilitas kesehatan publik di sektor hulu yang mengedepankan aspek pencegahan terutama menyangkut gizi, penyehatan lingkungan, perubahan perilaku sehat. Pada aspek penanganan kesehatan, membangun sistem dan fasilitas kesehatan di sektor hilir, termasuk produksi vaksin dalam negeri yang mengurangi ketergantungan negara lain," katanya.
Tulis Komentar