Nasional

Heboh Beras Bansos Tak Layak di Daerah, Bagaimana di Jakarta?

Beras bansos tidak layak konsumsi di Sidoarjo.

GILANGNEWS.COM - Heboh beras Bansos dengan kualitas tak layak makan dibagikan ke masyarakat miskin. Beras tersebut diketahui disalurkan oleh Bulog. Teranyar di Sidoarjo, beras tersebut tampak menggumpal dan bau.

Sebelumnya, laporan tentang keluhan warga atas kualitas beras bantuan sosial pemerintah terjadi di Pandeglang dan Lebak, Banten.

Lalu bagaimana Bansos beras di Jakarta?

Asmo (29), warga Jakarta Timur, terdaftar sebagai penerima manfaat bantuan sosial dari Pemprov DKI Jakarta. Ia mendapat bantuan sosial tunai sebesar Rp600.000 dan beras 10 kilogram. Kualitas beras yang diterimanya baik.

"Enak berasnya. Pulen, kayaknya mungkin mahal, enggak buruk sama sekali kualitasnya," kata Asmo saat berbincang dengan wartawan, Jumat (13/8).

Tetangga Asmo, pun tidak ada keluhan sama sekali tentang kualitas beras yang didapat. Satu RT di kediamannya kompak tidak merasa 'tersakiti' dengan beras bantuan saat ini.

Ibu dua anak ini mengatakan, bantuan beras diterima tak lama setelah bantuan sosial tunai yang ditransfer melalui Bank DKI, cair.

"Saat Idul Adha bantuan lewat Bank DKI cair, 4 hari setelahnya, enggak lama dari itu bantuan beras datang," pungkasnya.

Beras Premium

Pemprov DKI Jakarta mendistribusikan Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) berupa beras premium ke sejumlah penerima sejak Juli. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, bansos beras bagian dari bantuan sosial masyarakat di Jakarta.Total penerima sebanyak 1.007.379 keluarga.

Namun, Anies memastikan, beras yang disalurkan adalah beras kualitas premium merek Sentra Ramos, Tjap Bunga, dan Ojolali. Beras-beras itu berkualitas baik dan diproduksi Food Station Tjipinang Jaya.

"Beras premium ini berasal dari hasil panen Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Indramayu, Karawang, Lampung, Ngawi, Sumedang dan Garut," kata Anies.

Kualitas Rendah

Sementara Titih (56), warga Jakarta Barat, mengaku tidak mendapat bantuan sosial beras dari Pemprov DKI. Pun warga sekitaran rumahnya tidak terdaftar sebagai penerima bansos beras Pemprov.

"Enggak dapat, kayaknya memang enggak terdata sebagai penerima," kata Titih.

Sebelumnya, sejumlah warga di Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur mengembalikan beras bantuan sosial dari pemerintah. Alasannya karena beras yang diterima oleh warga dianggap tak layak konsumsi lantaran rusak dan berbau.

Pengembalian sejumlah beras bansos yang disalurkan oleh Bulog ini diakui oleh Lurah Kedungrejo, Nico Oktavian. Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, dia mengakui ada sejumlah warganya yang mengembalikan beras bansos.

"Yang ke saya ada dua sak, sekitar (total) 20 kilogram. Yang 10 kilogram pertama dikembalikan pada Rabu (11/8) kemarin, kondisinya menggumpal dan bau. Yang kedua tadi satu sak, kondisinya berbau. Juga masih ada padinya," katanya pada merdeka.com, Kamis (12/8).

Sementara di Pandeglang, Uki sebagai warga Kampung Cihaseum, Kelurahan Pandeglang, yang menerima beras bantuan tersebut kecewa dengan kualitas dari beras bantuan PPKM tersebut.

"Warna berasnya kekuning-kuningan, terus agak berbau dan ada kutunya juga pak. Yang lebih parah lagi, banyak yang sudah buluk," kata Uki kepada wartawan, Kamis (5/8).

Hal serupa diungkapkan Dedi, warga Kampung Kebon Cau, Kelurahan Pandeglang, Kecamatan Pandeglang. Dia mengatakan beras bantuan dari pemerintah tidak layak untuk dikonsumsi.

Penjelasan Bulog

Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan, Perum Bulog Tomi Wijaya menjelaskan bahwa hal itu terjadi tanpa unsur kesengajaan. Menurutnya beras yang diterima bisa seperti batu lantaran sempat terkena air hujan.

"Pada saat penyaluran, pada saat pembongkaran di distribusikan hujan Mas. Itu dari 4.640 kilogram beras yang dibawa ke daerah tersebut tiganya (karung) kena hujan," ujar Tomi saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (5/8).

Karena basah, lanjut Tomi beras dalam tiga karung itu akhirnya menggumpal. Begitu mendapatkan kabar soal itu, menurut Tomi pihaknya segera bergerak ke sana untuk menggantikan beras yang berkualitas buruk itu.

"Jadi dari gudang kita, kita bawanya pasti beras baik Mas. Karena sudah melewati quality control kitakan. Nah itukan faktor cuaca," ujar dia.

Tomi mengimbau agar ke depannya jika aparat desa menemukan beras Bulog berkualitas buruk segera melaporkannya ke pihaknya. Supaya cepat diberikan penggantinya dengan kualitas beras yang lebih baik.


Tulis Komentar