Nasional

Pelepasan Balon-balon Berhadiah PDIP Jateng Akhirnya Batal, Ini Alasannya

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul. (Foto: Faiq Azmi)

GILANGNEWS.COM - PDIP membatalkan rencana penerbangan balon berhadiah dalam rangka memperingati HUT RI-76 di seantero Jawa Tengah. Keputusan ini diambil setelah ada masukan dari otoritas penerbangan, PLN, hingga DPC PDIP di daerah.

"Untuk rencana acara pelepasan balon serentak di Jateng itu kami bersurat, membuat pemberitahuan, ke sejumlah pihak terkait. Surat kami dibalas. Intinya memang harus ada yang dibahas terkait rencana tersebut. Setidaknya ada tiga instansi yang merespons cepat yakni otoritas Bandara Wilayah Timur yang meliputi wilayah Jatim, Jateng, DIY; PLN; BMKG," kata Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto, lewat telepon kepada wartawan, Sabtu (14/8/2021).

Untuk diketahui, rencananya akan ada pelepasan 27 ikat balon yang masing-masing berisi 76 balon. Bambang menjelaskan maksud kegiatan tersebut yakni untuk membagi hadiah pada siapa saja yang menemukannya. Sebab ada tulisan berbagai jenis hadiah yang ditambatkan pada balon-balon itu.

Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu menjelaskan, BMKG telah menyampaikan prakiraan cuaca pada 17 Agustus sekitar pukul 11.00 WIB atau di waktu rencana pelepasan balon serentak, memiliki kecepatan angin mencapai 25 knot atau sekitar 46-50 km/jam. Maka dalam satu jam setelah dilepas, balon itu akan menyebar hingga 50 km dari lokasi pelepasan dan bisa mencapai ketinggian 30 ribu feet. Ketinggian itu, lanjut Bambang, sudah mencapai jalur penerbangan pesawat.

"Pihak otoritas bandara juga menyebut jika ada objek terbang sebanyak itu di jalur penerbangan, maka itu sudah sangat mengganggu penerbangan. Jangan sampai ada para pilot mengeluarkan catatan protes. Disampaikan juga, jika banyak pilot mengeluarkan protes penerbangan di jalur tertentu maka wilayah udara atau jalur tersebut bisa di-blacklist. Bisa menjadi catatan internasional karena dianggap wilayah terbang yang berbahaya," jelas Bambang.

"Apalagi untuk wilayah udara Solo. Wilayah itu merupakan jalur udara yang sempit dengan tingkat risiko tinggi. Jika ada objek terbang sebegitu banyaknya risikonya tak bisa dihindari," imbuhnya.

Bambang juga mengungkap Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa sempat diberi masukan oleh pihak bandara soal rencana itu. Kemudian sebelumnya ada juga ada masukan dari beberapa DPC PDIP di Jateng soal keamanan penerbangan dalam rencana pelepasan balo serentak itu.

"Ketika kami rapat awal mengenai akan membuat acara pelepasan balon serentak tersebut memang ada 3 DPC yang mempertanyakan potensi gangguan penerbangan, yakni DPC Solo diwakili Sekretaris DPC Pak Teguh Prakosa, Ketua DPC Semarang Mas Hendi, Mas Bambang Irawan dan DPC Purbalingga," jelasnya.

Terkait masukan dari PLN, lanjut Bambang, balon udara sebanyak itu akan berisiko mengenai transmisi dan bisa menyebabkan korsleting. Semakin banyak titik korslet, maka akan semakin banyak terjadi pemadaman aliran listrik.

"Ini bisa berisiko mengganggu proses produksi oksigen kesehatan yang sangat dibutuhkan di masa pandemi COVID ini," lanjut Bambang.

Bambang menegaskan menerima semua masukan tersebut dan menjadikannya pertimbangan. Maka kemudian ia memberitahukan kepada seluruh DPC PDIP di Jateng bahwa acara pelepasan balon dibatalkan.

"Saya meminta maaf bahwa acara pelepasan balon itu dibatalkan dan akan diganti dengan acara darat yang saat ini sedang kami pikirkan bersama. Masih ada waktu tiga hari untuk memutuskan acara pengganti dan saya yakin masih bisa karena kita punya soliditas yang kuat untuk bekerja cepat, bersama dan kompak," ujarnya.

"Saya meminta maaf bahwa saya telah terlalu bersemangat untuk meraih momentum keserentakan dan kegembiraan peringatan hari kemerdekaan itu dengan merancang acara menerbangkan balon udara serentak. Namun rupanya saya kurang cermat dan telah terbuka menerima semua masukan dari berbagai pihak terkait. Karena itu acara pelepasan balon dibatalkan," imbuhnya.


Tulis Komentar