RIAU

Fraksi Golkar Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Pekanbaru

Fraksi Golkar DPRD Pekanbaru saat menyerahkan bantuan sembako kepada warga terdampak banjir di Jalan Pesisir, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Sabtu (8/3/2025

GILANGNEWS.COM - Ramadan yang seharusnya menjadi momen penuh ketenangan berubah menjadi ujian berat bagi warga yang bermukim di sepanjang aliran Sungai Siak, Kota Pekanbaru.

Derasnya hujan yang turun selama berhari-hari membuat air sungai meluap, menenggelamkan ratusan rumah dan memaksa warga mengungsi ke tenda-tenda darurat yang didirikan di tepi jalan dan bawah jembatan.

Rasa pilu terasa kental di lokasi pengungsian di Jalan Pesisir, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir.

Anak-anak kecil berlarian dengan pakaian yang masih lembap, sementara para lansia duduk termenung menatap rumah mereka yang kini hanya terlihat atapnya.

Bau lumpur yang menyengat bercampur dengan aroma makanan seadanya yang dimasak para relawan.

Ketua Fraksi Golkar DPRD Pekanbaru, Roni Amriel, SH. MH, Sabtu (8/3/25) bersama Sekretaris Fraksi Sovia Septiana, S.Sos, dan anggota Fraksi Syafri Syarif, S.E., datang meninjau lokasi yang paling terdampak.

Roni tak mampu menyembunyikan rasa harunya saat melihat kondisi pengungsian.

"Kasihan sekali kita melihat mereka, apalagi banyak anak-anak kecil dan lansia yang harus tinggal di tenda ini," ujarnya Roni dengan nada lirih.

Roni dan rombongan hanya bisa berhenti di tenda pengungsian karena ketinggian air masih belum bisa dilalui dengan berjalan kaki.

Meski demikian, mereka tetap membawa bantuan sembako yang berisi kebutuhan pokok untuk para korban banjir.

"Kami tahu ini belum cukup, tapi semoga bisa sedikit meringankan beban mereka," ujar Roni lirih.

Dari Meranti Pandak, rombongan Fraksi Golkar bergerak menuju Jalan Sumber Sari, Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Lima Puluh.

Di lokasi ini, pemandangan serupa kembali terlihat. Dua hari sebelumnya, ribuan rumah di kawasan tersebut terendam banjir dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Perabotan rumah tangga, pakaian, bahkan barang berharga tak mampu diselamatkan.

Rudi, seorang tokoh masyarakat di Sumber Sari, masih mengingat jelas detik-detik air meluap ke rumahnya.

Dengan suara bergetar, ia mengisahkan banjir besar ini adalah yang kedua sepanjang hidupnya.

"Saya sudah tinggal di sini selama 42 tahun, dan ini baru kedua kalinya banjir setinggi ini setelah kejadian tahun 2008," katanya pelan.

Rudi menilai pembangunan pintu air dan turap di sepanjang Sungai Siak menjadi solusi utama untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

"Kalau tidak ada pintu air, kami hanya bisa pasrah saat hujan deras datang," tuturnya dengan nada penuh harap.

Ketika ditanya mengapa warga tetap memilih bertahan di daerah yang rawan banjir ini, Rudi menjawab dengan lirih,

"Karena ini rumah kami, tempat kami tumbuh, tempat keluarga kami berkumpul. Kalau tidak banjir, inilah kampung yang paling nyaman buat kami."

Ramadan tahun ini bukan hanya menjadi bulan penuh doa bagi mereka, tetapi juga bulan penuh harapan.

Harapan bahwa di balik luka yang mereka alami, akan ada tangan-tangan yang datang menolong.

Harapan bahwa banjir ini tak akan lagi terulang, agar Ramadan ke depan bisa mereka jalani dengan hati yang lebih tenteram.

 


Tulis Komentar