Nasional

2018, Keramik Impor Asal China Akan Banjiri Indonesia

Dari kiri ke kanan, Steven Chwee, Project Director Keramika 2016, Edy Suyanto, Wakil Ketua ASAKI, Elisa Sinaga, Ketua Asaki, James Boey, General Manager Reed Panorama Exhibitions dan H. Mulyadi Toha, Head of Organizing Commitee KERAMIKA 2016

GILANGNEWS.com - Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI) memprediksi, pada tahun 2018 nanti akan ada banjir keramik impor dari China.

Salah satu pemicu, pada saat itu bea masuk keramik Tiongkok akan 0%. Saat ini bea masuk impor China dikenakan 20%.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga menyatakan, pada tahun 2018 bisa saja bea masuk keramik impor China bisa nol atau sama seperti negara asal Asean lain.

Padahal dari segi utilisasi produksi saat ini masih terbilang rendah. "Apalagi biaya angkut logistik dari China ke Indonesia lebih murah daripada Jakarta ke Medan," kata Elisa, Kamis (16/3/2017).

Oleh karena itu ia berharap, dari segi infrastruktur pemerintah agar segera berbenah. Sehingga ongkos angkut logistik ke setiap daerah Indonesia lebih murah. Alhasil, daya saing bisa berkompetisi.

"Dari segi keramik kita masih bersaing. Tapi kalau porselen jumlah impor China sudah menguasai," kata Elisa.

Demi mengurangi impor, Asaki meminta Kementerian Perdagangan membatasi jalur impor. Nantinya impor keramik dibatasi di luar Jawa.

Menurut Elisa, aturan itu tidak kontra produktif. Sebab permintaan di luar Jawa masih terbilang kecil ketimbang di Jawa.

Selain itu, dari segi kondisi bahan baku, serta sumber daya manusia belum memadai. Alhasil, investasi ekspansi industri keramik di luar Jawa pun belum tumbuh.

"Tetapi kami berharap, infrastruktur di luar Jawa tumbuh, sehingga permintaan di luar Jawa ikut tumbuh," katanya dilansir tribunnews,com.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, saat ini sedang membicarakan bersama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan untuk membatasi impor keramik tersebut.

"Nanti pelabuhan masuk impor keramik dan teksil kami ajukan hanya di Dumai atau Bitung. Supaya impor bisa terkontrol, kata Achmad.

Tahun 2016, kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional 580 juta m² dengan realisasi 350 juta m².

Sekitar 87% produksi keramik nasional diserap dalam negeri dan sisanya ekspor ke Asia, Eropa dan Amerika. " Konsumsi keramik nasional per kapita sekitar 2 m²," kata dia.***


Tulis Komentar