Nasional

Walikota Padang Seharian di Tengah Banjir

Walikota Padang Sumatra Barat saat Menelisir dampak banjir

Padang,--AKIBAT hujan "berketutus" (tidak henti-henti) sejak Rabu (31/5) dini hari, banjir melanda sebahagian daerah di Kota Padang. Tidak saja banjir, angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang juga terjadi. Pun dengan longsor kecil di daerah perbukitan.

Tak ingin warganya larut dirundung bencana, Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo turun ke tengah-tengah warganya. Ikut berempati atas musibah yang melanda. Seharian di tengah banjir.

Walikota Padang H. Mahyeldi Dt Marajo turun ke tengah warganya sekitar pukul 03.00 Wib. Sedianya, Rabu (31/5) dinihari itu, Walikota Padang akan berkunjung ke rumah warga kurang mampu di kawasan Anak Air, Lubuk Buaya untuk sahur bersama. Melihat hujan turun sangat deras dan di sejumlah jalan utama dan titik lain sudah tergenang banjir, Mahyeldi mengurungkan niatnya untuk menggelar program "Singgah Sahur" di Anak Air.

Mahyeldi lantas berkoordinasi dengan Dinas Sosial, BPBD, dan pihak terkait lainnya terkait banjir yang sudah menggenangi ruas jalan dan rumah penduduk. Rasa khawatir pun nampak dari wajah orang nomor satu di Kota Padang itu.

Menggunakan kendaraan dinasnya, lokasi pertama yang dilihat walikota yakni jembatan Purus. Dengan menggunakan senter, Mahyeldi melihat ketinggian air di sungai itu. Melihat air sudah mulai meninggi, Walikota memantau lagi jembatan kecil yang berada di Pasar Pagi. Di sini Walikota mendapati semakin naiknya air sungai.

Kemudian walikota bergerak ke arah Pantai Padang samping Pangeran Beach Hotel. Sebab di tikungan dekat persimpangan menuju Pantai Padang terdapat pohon tumbang. Saat itu juga walikota menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk segera membersihkan pohon tersebut agar tidak mengganggu arus lalulintas.

Walikota kemudian menyusuri pinggir Pantai Padang. Mulai dari Muaro Lasak hingga jalan Hang Tuah. Dari sana, walikota terus menuju depan Masjid Taqwa, kemudian menuju jalan Hiligoo dan ke depan Masjid Agung Nurul Iman.

Banjir cukup tinggi di depan Masjid Agung Nurul Iman. Namun hal itu tak menyurutkan niat walikota untuk menempuh air yang menggenangi badan jalan. Kendaraan BA 1 A membelah banjir hingga akhirnya sampai di Simpang Alang Laweh.

Saat langit Kota Padang masih hitam pekat dan hujan turun dengan deras, walikota tergerak hatinya menuju Seberang Padang. Saat melewati sungai menjelang "jembatan buai", Mahyeldi melihat langsung kondisi debit air yang tinggi dan deras. Saat itulah Walikota memilih berputar arah arah.
Tujuan walikota yakni ke Radio Republik Indonesia (RRI) Padang yang terletak di jalan Sudirman. Media penyampai informasi yang tak pernah berhenti memberikan informasi ini dikunjungi Walikota tepat sebelum waktu imsak masuk. Lewat corong mic, Walikota memberikan penerangan dan arahan kepada masyarakat tentang kondisi Kota Padang terkini hasil pantauannya. Walikota mengimbau warga untuk tenang dan tetap waspada. Menjauhi bibir sungai dan perbukitan.

Usai 'live' di RRI Padang, walikota kemudian shalat subuh berjamaah di musala milik RRI. Kemudian walikota melanjutkan perjalanan ke arah Simpang Telkom Padang Baru, untuk langsung bergerak ke arah Pasar Alai.

Saat tiba di Ampang, Walikota mendapati anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) bersama PMI dan lainnya tengah mengevakuasi penduduk di lokasi itu. Walikota turun dari kendaraan dinasnya. Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 05.15 Wib. Walikota melalui telepon genggamnya menginstruksikan kepada Dinas Pendidikan untuk meliburkan sekolah. Ujian naik kelas siswa SD dan SMP diundur pelaksanaannya menjadi Jumat (2/6).

Dengan berjalan kaki bersama tim yang sudah menunggunya, walikota menembus air setinggi pinggang. Walikota dan tim bergerak dari Simpang Alai menyusuri jalan Gajah Mada. Mahyeldi bermaksud menuju SMAN 3. Namun air di sini cukup tinggi.

Setelah itu, walikota kembali menuju Simpang Alai. Saat tiba di Simpang Alai, Walikota bertemu Kapolresta Padang yang juga tengah memantau kondisi banjir. Keduanya saling berbagi informasi.

Usai itu, dari Simpang Alai, Walikota terus menuju Jembatan Tamsis. Di sepanjang jalan, Mahyeldi bertemu sejumlah warga. Walikota terus mengajak warga untuk mengambil dan membersihkan sampah yang mengganggu jalannya air sungai di seberang depan Pasar Alai.

Bersama warga, Walikota ikut membersihkan saluran air yang tersumbat. Membersihkan dan mengangkat pohon pisang yang tumbuh di pinggir sungai kecil karena mengganggu jalannya air.

Di sini, Walikota mendapati jembatan yang sudah "dimakan" air. Jembatan yang posisinya agak rendah dan menjorok ke dalam sungai, mengakibatkan air bah yang datang cukup terhalang.

Walikota menyebut, banjir yang terjadi bulan Ramadan kali ini menjadi masukan untuk Pemko Padang dalam membenahi saluran air. Menurutnya, Pemko Padang mesti lebih serius lagi untuk memperlebar, memperdalam, serta menghilangkan penghalang drainase. Walikota juga melihat terjadinya pengecilan got, serta adanya bangunan di pinggir anak sungai yang menjadi penyumbang terjadinya banjir. Termasuk banyaknya got tersumbat karena sampah.(Nal**)


Tulis Komentar