GILANGNEWS.COM - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud menyinggung maraknya politisasi agama untuk kepentingan politik yang dilakukan di masjid. Marsudi menilai, menjadikan agama sebagai alat meraih kepentingan politik tidak bagus untuk agama itu sendiri.
"Mempolitisi agama itu yang enggak bagus, itu namanya jualan agama untuk meraih kursi. Lebih baik mana jualan kursi untuk agama, atau jualan agama untuk kursi?" kata Marsudi di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Kamis (8/1).
Marsudi meminta agar para pendakwah dan pemuka agama untuk berdakwah yang dapat menyejukan masyarakat. Ia juga mengimbau agar subtansi ceramah tak memuat unsur politik kebencian yang menyinggung tokoh tertentu.
"Kalau enggak senang A ya sudah jangan dipilih lagi, tapi jangan maki-maki A di tempat ibadah kalau enggak senang. Apalagi memaki-makinya sambil membawa agama," kata dia.
Untuk itu, Marsudi menegaskan bahwa rumah ibadah harus steril dan dijauhkan dari ajang kegiatan yang berbau kampanye politik. Apalagi larangan kampanye di tempat ibadah secara tegas telah diatur dalam undang-undang.
"Saya setuju rumah ibadah tak dijadikan tempat kampanye dan sudah ada aturannya juga kampanye tidak di rumah ibadah, jadi jangan sampai itu terjadi," kata dia.
Marsudi mengimbau agar tempat ibadah harus digunakan sesuai fungsinya. Ia menilai bahwa ibadah tak akan memiliki makna jika bertujuan untuk kegiatan politik.
Ia khawatir jika tempat ibadah digunakan untuk tempat berpolitik, nantinya masyarakat yang memiliki pandangan politik berbeda justru akan berkonflik satu sama lain. Ia menginginkan agar tempat ibadah difungsikan sebagai simbol kerukunan umat.
"Itu menjadikan yang bertetangga satu masjid bisa berantem di dalam masjid gara-gara politik, itu enggak pantas, padahal di dalam masjid judulnya untuk berkerukunan bersama antar umat Islam," kata Marsudi.
Beragam bentuk politisasi masjid sebelumnya ditolak oleh Forum Silaturahmi Takmir Masjid seluruh Jakarta. Hal ini didasari keprihatinan karena sejumlah masjid di Jakarta kerap dijadikan panggung politik oleh beberapa ormas.
Menurut mereka, pembahasan politik di masjid semestinya menciptakan toleransi di masyarakat, bukan caci maki dan hinaan.
Meski tak menyebut kelompok mana yang menggunakan masjid untuk berpolitik, beberapa masjid di Jakarta memang pernah digunakan sebagai titik kumpul sebelum menggelar aksi unjuk rasa. Bahkan ceramah bermuatan politik juga disampaikan saat massa aksi berkumpul di masjid.
Tulis Komentar