Nasional

Mimpi Panjang Keluarga Benyamin Sueb Membangun Museum

Ilustrasi. Membangun museum tentang Benyamin Sueb ternyata tak semudah yang dibayangkan. Sudah lebih dari tujuh tahun mimpi itu masih di awang-awang.

GILANGNEWS.COM - "Aku tidak suka gunung, ratakan saja dengan tanah."

Siang suatu hari Januari 2018 terasa terik di Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat. Tulisan itu bisu dalam sebuah lukisan di samping pusara di kuburan yang terkenal di Jakarta itu.

Pusara itu makam Benyamin Sueb. Kalimat yang ada dalam lukisan itu pun dari penggemar Bang Ben.

Kalimat sederhana itu menemani pusara keabadian sang seniman besar Betawi, Benyamin Sueb, yang terkenal akan logat, aksi canda, dan nyanyiannya yang bergema melintasi generasi.

Pusara Benyamin yang ada sejak 1995 itu tengah ramai. Dikerumuni sejumlah orang, yang merupakan anak dan sejumlah pihak di luar keluarganya. Ada aktor kondang Reza Rahadian juga nongol di sana.

Reza menaburkan bunga dan hening sejenak untuk berdoa. Mendoakan sosok seniman yang karakternya ia mainkan dalam proyek film barunya, Benyamin: Biang Kerok, yang tayang 1 Maret lalu.

Ada yang berbeda dari pusara Benyamin. Sepetak tanah itu rata, tak seperti makam biasanya yang menonjol dari permukaan.

"Babe memang tidak menitipkan pesan apa-apa. Tapi dari kutipan yang dia tulis itu kami anggap sebagai pesan terakhir Babe [Benyamin Sueb]," kata Benny Pandawa sambil bersimpuh di samping pusara ayahnya, Benyamin.

Benny datang bersama adik tirinya, Billy Sabilla, anak kedua dari pernikahan kedua Benyamin dengan Alfiah. Benny sendiri anak kelima dari pernikahan pertama Benyamin dengan Noni.

Kedatangan Reza dan sejumlah kru Benyamin: Biang Kerok membawa Benny dan Billy akan impian keluarga yang telah lama ada namun belum juga terwujud, sebuah museum yang berisi warisan karya Benyamin Sueb.

"Sudah lama mencanangkan, tapi ya masih proses," kata Billy.

Mimpi itu sudah ada sejak 2010. Mimpi akan sebuah museum yang berisikan koleksi karya Benyamin, dan segala sesuatu tentang kehidupan si Zorro Kemayoran.

"Banyak masyarakat yang menginginkan adanya museum karya dari Benyamin Sueb. Supaya para penggemarnya lebih mudah melihat lagi karya-karyanya," kata Biem Triani Benjamin, kakak Benny yang juga anggota DPR RI Komisi IX, 2015 lalu.

Selang tiga tahun sejak media mengisahkan soal ide museum Benyamin, mimpi itu nyatanya belum terwujud juga. "Setahun belakangan ini baru mulai lebih intens," kata Benny saat ditemui Februari 2018.

Benny tengah beraktivitas seperti biasanya di kantornya di Bens Radio di kawasan Ciputat. Baru 2018 ini Ben's Radio yang merupakan peninggalan Benyamin kembali menempati lokasi di Ciputat setelah sejak 2005 hingga 2017 berkantor di Jagakarsa.

Ia menyempatkan waktunya untuk berbincang soal nasib museum Benyamin, yang digagas pertama kali oleh Bieb Habani, anak sulung Benyamin dengan Noni sekaligus ketua Yayasan Benyamin Sueb yang pertama. Sepeninggal Bieb pada 2012, ide itu diwariskan kepada adik-adiknya.

"Bieb sudah bicara tentang ini kepada Gubernur jauh sebelum itu," kata Benny.

"Radio Ben's saja sudah jadi bentuk museum mini. Merawat barang-barangnya, menyebarkan lewat radio," katanya.

Bukan Cuma 'Gudang'

Beragam upaya telah dilakukan anak-anak Benyamin dalam mewujudkan mimpi museum itu. Sebut saja sowan terhadap berbagai pihak, mulai dari komunitas Betawi, pejabat, kirim surat ke Gubernur DKI, juga melakukan berbagai diskusi.

Keluarga tak ingin ide ini hanya sekadar bangunan bertitel museum. Segala aspek pun dibahas dan dipikirkan, mulai dari tempat, konsep, hingga pengelolaannya.

Beragam tempat pun jadi opsi, antara lain rumah asli Benyamin di Utan Panjang Kemayoran dan Setu Babakan. Namun Pusat Kebudayaan Betawi di gedung eks-Kodim di Jatinegara menjadi pilihan paling kuat.

Gedung itu konon berdiri di atas lahan Meester Cornelis Senen, pioner yang mengembangkan kawasan tersebut. Oleh Pemerintah Hindia Belanda ia diangkat menjadi penguasa dan dibangun bangunan kediaman megah untuknya.

"Bentuk fisiknya sudah jadi, jangkauan lebih mudah, ada akses kereta api, keluar tol juga mudah. Gedung itu pun bersejarah dan akan mewakilkan sosok bersejarah," kata Benny.

"Benyamin kan bisa dibilang pahlawan di bidang budaya, sepantasnya kasih tempat terbaik," lanjutnya.


Tulis Komentar