Nasional

Sidang e-KTP, Politikus Golkar Sebut Setnov Pelobi Ulung

Setya Novanto disebut politikus Golkar memiliki kemampuan lobi di atas rata-rata.

GILANGNEWS.COM - Politikus Partai Golkar Freddy Latumahina mengatakan bahwa Setya Novanto memiliki kepiawaian dalam melakukan negosiasi dan lobi-lobi politik. Menurut dia, mantan Ketua Umum Golkar itu merupakan pelobi terbaik sejauh ini.

Kepiawaian melobi itu, kata Freddy kerap digunakan Setnov saat duduk sebagai anggota DPR. Freddy menyebut tak ada keputusan DPR yang keluar tanpa lobi-lobi politik antara satu fraksi dengan fraksi lainnya.

"Siapa yang lihai inisiatif lobi partai itu bisa ambil keputusan, beliau (Setya Novanto) piawai negosiasi atau pelobi ulung," kata Freddy saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (19/3).

Freddy bersama Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena dihadirkan sebagai saksi yang meringankan dalam perkara korupsi proyek pengadaan e-KTP oleh tim penasihat hukum Setnov.

Dia mengklaim lobi-lobi yang dilakukan Setnov untuk kepentingan bersama bukan pribadi. Dia pun mencontohkan ketika mantan Ketua DPR itu bisa menjalin komunikasi yang baik dengan Presiden Joko Widodo.

"Lobi positif, saat beliau ketua DPR hasil lobi terasa hubungan DPR dengan presiden, mesra hubungan eksekutif dan legislatif, itu bukti, itu hasil lobi," tuturnya.

Freddy membantah bila kepiawaian melobi tersebut dilakukan Setnov dalam mendapat proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah. Freddy menyebut kepiawaian melobi yang dilakukan Setnov adalah dalam hal politik.

"Enggak (pernah), maksud lobi saya kebijakan parpol," tuturnya.

Sementara itu Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena mengaku tak tahu menahu soal proyek pengadaan e-KTP. Melki menjabat sebagai tenaga ahli di DPR pada 2012-2013.

"Saya biasa disuruh siapkan materi rapat fraksi, dan kalau harus pidato, pemilihan di NTT," kata dia yang juga bersaksi di persidangan Setnov.

Melki mengatakan Setnov merupakan orang yang terbuka dengan siapa saja, termasuk dalam menerima tamu di rumahnya. Menurut dia, mantan Ketua Fraksi Golkar itu kerap menerima tamu dari berbagai kalangan, mulai dari anggota DPR hingga masyarakat di daerah pemilihannya.

"Pak SN tamunya bejibun, siapapun orangnya, saya pernah bawa dari dapil (daerah pemilihan), beberapa tempat di rumah bisa terima orang," katanya.

Dalam kasus korupsi ini, Setnov didakwa menerima uang US$7,3 juta dan jam tangan merk Richard Mille dari proyek yang ditaksir merugikan negara hingga Rp2,3 triliun itu.

Dia juga disebut mengatur proyek e-KTP dari awal penganggaran hingga pelaksanaan bersama sejumlah pihak.


Tulis Komentar